Zohran Mamdani Menangkan Primary Demokrat, Berpotensi Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York

Kemenangan Zohran Mamdani dianggap bersejarah karena membuka peluang baginya untuk menjadi wali kota pertama di New York yang berdarah Asia dan juga Muslim pertama. Ini mencerminkan pergeseran demografi dan politik di kota tersebut, serta potensi representasi yang lebih luas bagi komunitas minoritas.

Dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, Zohran Mamdani berhasil memperoleh 43 persen suara dari 95 persen suara yang telah dihitung. Ia mengalahkan pesaing utamanya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, yang meraih 36 persen suara. Andrew Cuomo sendiri telah mengakui kekalahannya dan memberi selamat kepada Mamdani.

Dalam kampanyenya, Zohran Mamdani mengusung berbagai kebijakan progresif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga New York. Kebijakan-kebijakan utamanya meliputi:

• Pembekuan biaya sewa bagi hampir satu juta warga New York.
• Penyediaan layanan bus kota gratis yang direncanakan mulai tahun 2027.
• Program penitipan anak universal.
• Pembukaan toko kelontong milik kota.
• Janji untuk menaikkan upah minimum menjadi 30 dolar AS per jam pada tahun 2030.

Zohran Mamdani berencana mendanai kebijakan-kebijakannya yang ambisius dengan dua cara utama:

• Menaikkan tarif pajak perusahaan.
• Mengenakan pajak kepada warga New York yang berpenghasilan lebih dari 1 juta dolar AS per tahun.

Namun, rencana pendanaan ini menuai penentangan dari parlemen negara bagian yang khawatir akan terjadinya eksodus orang-orang kaya dari New York jika kebijakan pajak tersebut diterapkan.

Zohran Mamdani dikenal sebagai kritikus vokal terhadap serangan Israel di Gaza. Ia secara terbuka mendukung gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan Israel. Mamdani bahkan menyebut tindakan Israel di Palestina sebagai genosida. Dalam salah satu pernyataannya, ia berjanji akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika terpilih sebagai wali kota dan Netanyahu mengunjungi New York, dengan alasan bahwa kota tersebut menjunjung tinggi hukum internasional.

Kemenangan Zohran Mamdani didukung oleh koalisi pemilih yang beragam, termasuk kaum muda, orang kulit berwarna, serta pemilih pemula dan pemilih tetap. Ia juga mendapatkan dukungan signifikan dari pemilih Muslim, dan ia secara aktif menggunakan keyakinan Islamnya dalam kampanye, termasuk menyampaikan pesan ke masjid-masjid dan pusat komunitas Muslim.

Di sisi lain, Mamdani juga menghadapi penentangan. Mantan Presiden AS Donald Trump secara terbuka menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kemenangan Mamdani, menyebutnya sebagai "orang gila" dan "komunis gila", serta menilai Partai Demokrat sudah kelewatan. Selain itu, parlemen negara bagian juga menyuarakan kekhawatiran terhadap beberapa kebijakan ekonomi Mamdani, khususnya terkait kenaikan pajak, yang dikhawatirkan dapat menyebabkan eksodus orang kaya dari New York.

Pemilihan umum Wali Kota New York akan dilaksanakan pada 4 November mendatang. Jika Zohran Mamdani berhasil memenangkan pemilihan ini, ia akan menghadapi beberapa pesaing utama, termasuk:

• Eric Adams, Wali Kota New York saat ini, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen.
• Curtis Sliwa, yang akan mewakili Partai Republik.