www.cnnindonesia.com
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4282585/original/087151700_1672910854-Imbas_potensi_perlambatan_ekonomi_nilai_rupiah_melemah_terhadap_dollar-ANGGA_5.jpg&output=webp&q=30&default=https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Wh3iYtclkZb0gi5eF7WNrK_s69Q=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4282585/original/087151700_1672910854-Imbas_potensi_perlambatan_ekonomi_nilai_rupiah_melemah_terhadap_dollar-ANGGA_5.jpg)
Rupiah menguat signifikan terhadap dolar AS didorong meredanya ketegangan Iran-Israel dan harapan penurunan suku bunga The Fed. Meskipun ada bantahan terkait gencatan senjata dan potensi serangan balasan, sentimen pasar membaik. Pejabat The Fed mengisyaratkan penurunan suku bunga, namun Gubernur Powell memberikan pernyataan yang lebih hati-hati. Rupiah diprediksi masih akan menguat terbatas.
Masih Seputar ekonomi
Menhub Dudy Bantah Pergantian Direksi KAI Terkait Kecelakaan

Kementan Targetkan 30 Ribu Hektare Sawah Baru di Kalsel
Investor China Antre di KEK Halal Sidoarjo, Tunggu Restu Presiden

Program Makan Bergizi Gratis Sirkulasi Rp28 T Dana Swasta di Daerah

Bulog Akui Penyaluran Beras SPHP Terhambat Aplikasi

Aspirasi Desak Prabowo Buktikan Keberpihakan Buruh Lewat Nota Keuangan

Perhutani Buka Suara Usai OTT KPK di Anak Usaha Inhutani

DPR Desak Pemerintah Tindak Tegas Mafia Impor Gula Rafinasi

Perusahaan Jusuf Hamka Tuntut Hary Tanoe Rp 119 Triliun

Mensesneg: Mundurnya Dirut Agrinas Perlu Perbaikan ke Depan

Sri Mulyani Samakan Pajak dengan Zakat untuk Keadilan Sosial