Film Horor 'Kampung Jabang Mayit' Tayang 24 Juli, Kengerian dalam Terang

Film ini diadaptasi dari sebuah thread viral pada tahun 2022 dan podcast sukses yang telah memiliki 32 episode dalam 4 musim dengan puluhan juta penonton. Ini menunjukkan bahwa ceritanya sudah memiliki basis penggemar yang besar dan terbukti menarik perhatian publik sebelum diangkat ke layar lebar.

Film ini dibintangi oleh beberapa aktor utama:

• Ersya Aurelia berperan sebagai Weda, seorang model yang kariernya terancam karena hamil.
• Atiqah Hasiholan berperan sebagai Nyi Itoh, seorang dukun aborsi yang memiliki misi menjaga kesejahteraan desa dengan melakukan tumbal atau pengorbanan.
• Bukie Bagas berperan sebagai Bagas, kekasih Weda.
• Selain itu, ada juga Nessie Judge yang turut membintangi film ini.

Cerita berpusat pada Weda (Ersya Aurelia), seorang model yang kariernya terancam karena kehamilannya. Kekasihnya, Bagas (Bukie Bagas), membawanya ke Desa Rangkaspuna untuk melakukan aborsi. Mereka mencari bantuan dari seorang dukun bernama Nyi Itoh (Atiqah Hasiholan). Nyi Itoh dikenal sebagai dukun aborsi yang memiliki misi khusus, yaitu menjaga kesejahteraan desa melalui praktik tumbal atau pengorbanan. Alur ini kemungkinan akan mengungkap ritual-ritual mengerikan yang dilakukan Nyi Itoh dan bagaimana Weda terperangkap dalam situasi tersebut.

Ya, film ini sangat terkait. Menurut Ersya Aurelia, film ini adalah prekuel dari cerita yang ada di podcast "Kampung Jabang Mayit". Atiqah Hasiholan juga menambahkan bahwa film ini merupakan awal dari universe Rangkaspuna. Ini berarti penonton yang belum mengikuti podcast tidak perlu khawatir akan kebingungan, karena film ini dirancang sebagai titik awal yang cocok untuk memahami keseluruhan cerita dan dunia Rangkaspuna.

Salah satu aspek yang membedakan film ini adalah pendekatan visualnya. Atiqah Hasiholan mengungkapkan bahwa syuting film ini dilakukan pada siang hari, yang bertujuan untuk menciptakan kengerian dalam terang. Ini merupakan konsep yang tidak biasa dalam film horor yang seringkali mengandalkan kegelapan untuk membangun suasana menakutkan, sehingga menawarkan pengalaman horor yang unik bagi penonton.

Para aktor melakukan riset mendalam untuk mendalami peran mereka:

• Atiqah Hasiholan (Nyi Itoh): Melakukan riset tentang praktik perdukunan dan ilmu hitam, termasuk penggunaan janin bayi dalam ritual, dan menemukan bahwa praktik tersebut memang ada. Ia juga memikirkan penampilan Nyi Itoh, yang akhirnya digambarkan elegan dengan busana tradisional namun memiliki tatapan tajam.
• Ersya Aurelia (Weda): Melakukan riset tentang gejala kehamilan dan menerapkannya pada tubuhnya sendiri, termasuk merasakan pegal-pegal dan rasa tidak nyaman. Ia juga membayangkan ada kehidupan di dalam perutnya agar bisa merasakan kekhawatiran seorang ibu dan berhati-hati dalam setiap adegan. Selain itu, Ersya juga melakukan ritual tarian yang menantang, di mana ia harus terlihat seperti digerakkan oleh entitas lain.

Persiapan ini menunjukkan komitmen para aktor untuk memberikan penampilan yang otentik dan meyakinkan.

Proses syuting film ini berlangsung di Yogyakarta selama tiga minggu. Waktu syuting dilakukan dari pagi hingga petang, atau dari subuh hingga jam 6 sore. Setelah syuting yang panjang, para pemain memanfaatkan waktu malam untuk membangun chemistry di antara mereka, menunjukkan dedikasi mereka terhadap proyek ini.