
Trending
23 Jun 2025 - 23 Jun 2025
Terakhir diperbarui
23 Jun 2025
Jumlah artikel
5 artikel
Overview
Peringkat daya saing Indonesia anjlok 13 posisi ke peringkat 40 dari 69 negara versi IMD akibat perang tarif, kurangnya peluang ekonomi, infrastruktur buruk, dan SDM terbatas. Efisiensi pemerintah dan bisnis disorot, terutama kerangka institusional. Investasi, ekspor layanan, dan infrastruktur teknologi perlu ditingkatkan. Aksesi OECD menuntut pembenahan serius di berbagai bidang untuk daya saing struktural.
📊 Fakta Utama Penurunan Daya Saing
- Peringkat daya saing Indonesia merosot 13 posisi ke peringkat 40 dari 69 negara pada tahun 2025.
- Penurunan ini berdasarkan World Competitiveness Ranking (WCR) oleh IMD.
- Sebelumnya, Indonesia berada di peringkat 27, menunjukkan kemunduran signifikan dalam daya saing global.
📉 Faktor Penyebab Kemerosotan
- Efisiensi pemerintah dan bisnis menjadi sorotan utama sebagai penyebab merosotnya daya saing.
- Peringkat efisiensi pemerintah turun dari 23 menjadi 34, dengan sub-kerangka institusional mengalami penurunan terparah.
- Adanya perang tarif di Asia Tenggara, kurangnya peluang ekonomi, infrastruktur tidak memadai, dan keterbatasan SDM turut berkontribusi.
- Ketidaktepatan arah kebijakan, termasuk keterlibatan aktor non-sipil dalam ekonomi, berdampak negatif pada iklim investasi.
- Pelaku usaha internasional khawatir terhadap efektivitas kebijakan di era transisi, tercermin dari pertumbuhan investasi kuartal pertama 2025 yang hanya 3%.
💡 Rekomendasi Perbaikan
- Indonesia perlu meningkatkan investasi internasional dan nilai ekspor layanan komersial.
- Pemerintah harus mengatasi masalah efisiensi pemerintah dan bisnis, serta memperbaiki infrastruktur teknologi.
- Perbaikan kerangka kerja institusional, efisiensi biaya, dan kecepatan bandwidth internet menjadi perhatian utama.
- Penting untuk menciptakan kepastian berusaha, menertibkan praktik ilegal, dan mengevaluasi penempatan aparat di sektor ekonomi strategis.
- Pemerintah disarankan untuk memperkuat kelembagaan yang responsif dan efektif.
🌍 Konteks Aksesi OECD
- Indonesia sedang dalam proses aksesi ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang menuntut pembenahan serius di berbagai bidang.
- Area yang perlu dibenahi meliputi rasio pajak yang rendah, kualitas belanja negara yang belum optimal, dan birokrasi yang belum efisien.
- Sektor pendidikan dan riset juga perlu ditingkatkan untuk menghasilkan daya saing struktural.
- Keanggotaan OECD diharapkan menjadi alat perubahan struktural nyata, bukan sekadar simbol prestise.
- Reformasi yang diharapkan termasuk penerapan pajak karbon dan penegakan hukum anti-suap.
Hendra Taufik
Disrupsi Pendidikan Tinggi untuk Indonesia maju oleh Dr.Ir. Hetifah Sjaifuddin, MPP
Bisniscom
Bisnis Indonesia Business Challeng 2021 Sesi I : Finansial
Apa itu World Competitiveness Ranking (WCR) oleh IMD?
World Competitiveness Ranking (WCR) adalah peringkat daya saing global yang disusun oleh Institute for Management Development (IMD). Peringkat ini mengevaluasi dan membandingkan daya saing ekonomi berbagai negara berdasarkan berbagai indikator.
Bagaimana perubahan peringkat daya saing Indonesia pada tahun 2025?
Pada tahun 2025, peringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan signifikan. Indonesia merosot 13 posisi, dari peringkat sebelumnya menjadi peringkat 40 dari 69 negara yang dievaluasi oleh World Competitiveness Ranking (WCR) oleh IMD.
Apa saja faktor utama penyebab penurunan peringkat daya saing Indonesia?
Penurunan peringkat daya saing Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Perang tarif di kawasan Asia Tenggara.
- Kurangnya peluang ekonomi yang dirasakan oleh 66,1% eksekutif Indonesia.
- Infrastruktur yang tidak memadai.
- Keterbatasan sumber daya manusia (SDM).
- Efisiensi pemerintah dan bisnis yang menjadi sorotan utama.
Bagaimana efisiensi pemerintah dan bisnis berkontribusi pada penurunan peringkat?
Efisiensi pemerintah dan bisnis menjadi penyebab utama merosotnya daya saing Indonesia. Efisiensi pemerintah secara khusus mengalami penurunan peringkat dari 23 menjadi 34. Sub-kerangka institusional pemerintah juga mengalami penurunan terparah. Hal ini mencerminkan ketidaktepatan arah kebijakan, termasuk keterlibatan aktor non-sipil dalam sektor ekonomi, yang berdampak negatif pada iklim investasi.
Apa dampak penurunan peringkat ini terhadap persepsi pelaku usaha internasional?
Penurunan peringkat daya saing ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku usaha internasional. Mereka mengkhawatirkan efektivitas kebijakan dan kelembagaan di era transisi pemerintahan. Kekhawatiran ini diperkuat dengan realisasi investasi pada kuartal pertama 2025 yang hanya tumbuh sekitar 3%.
Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya?
Untuk memperbaiki peringkat daya saing, Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis, yaitu:
- Meningkatkan investasi internasional.
- Meningkatkan nilai ekspor layanan komersial.
- Mengatasi masalah efisiensi pemerintah.
- Mengatasi masalah efisiensi bisnis.
- Memperbaiki infrastruktur teknologi.
- Memperbaiki kerangka kerja institusional.
- Meningkatkan efisiensi biaya.
- Meningkatkan kecepatan bandwidth internet.
Rekomendasi kebijakan spesifik apa yang disarankan untuk perbaikan?
Beberapa rekomendasi kebijakan spesifik yang disarankan untuk perbaikan daya saing meliputi:
- Menciptakan kepastian berusaha.
- Menertibkan praktik ilegal.
- Mengevaluasi penempatan aparat di sektor ekonomi strategis.
- Memperkuat kelembagaan yang responsif dan efektif.
Bagaimana proses aksesi Indonesia ke OECD berhubungan dengan upaya peningkatan daya saing?
Proses aksesi Indonesia ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sangat berhubungan dengan upaya peningkatan daya saing. Keanggotaan OECD menuntut pembenahan serius di berbagai bidang yang juga menjadi kelemahan daya saing Indonesia, seperti:
- Rasio pajak (tax ratio) yang rendah.
- Kualitas belanja negara yang belum optimal.
- Birokrasi yang belum efisien.
- Sektor pendidikan dan riset yang belum menghasilkan daya saing struktural.
Dengan demikian, proses aksesi OECD menjadi dorongan untuk melakukan reformasi struktural yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing.
Apa manfaat yang diharapkan dari keanggotaan OECD bagi reformasi struktural Indonesia?
Keanggotaan OECD diharapkan menjadi alat perubahan struktural nyata bagi Indonesia, bukan sekadar simbol prestise. Manfaat yang diharapkan meliputi:
- Mendorong reformasi seperti penerapan pajak karbon.
- Meningkatkan penegakan hukum anti-suap.
- Secara keseluruhan, keanggotaan ini diharapkan dapat memicu reformasi mendalam yang akan meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi Indonesia secara struktural.
Masih Seputar ekonomi
80 Ribu Kopdes Merah Putih Resmi Terbentuk, Siap Berantas Rentenir dan Buka Kerja
sekitar 1 jam yang lalu

Selat Hormuz Terancam Ditutup: Ekonomi Indonesia Hadapi Tekanan Rupiah dan Lonjakan Harga Minyak
sekitar 1 jam yang lalu

Danantara Siapkan Dana Triliunan Rupiah untuk Proyek Strategis Nasional dan Hilirisasi
sekitar 4 jam yang lalu

Penyaluran Pupuk Subsidi Capai Rekor Tertinggi, Pemerintah Jamin Ketersediaan Petani
sekitar 4 jam yang lalu

Pemerintah Targetkan 350 Ribu Rumah Subsidi 2025, Ukuran 18m² Jadi Sorotan
sekitar 4 jam yang lalu

HUT Jakarta ke-498: Nikmati Tarif Rp 1 untuk TransJakarta, MRT, dan LRT
sekitar 7 jam yang lalu

Konflik Iran-Israel Picu Kenaikan Harga Minyak, Kadin Soroti Ancaman Inflasi Global
sekitar 7 jam yang lalu

Indonesia Tegaskan Komitmen Perkuat Kerja Sama Strategis dengan Rusia di Berbagai Sektor
sekitar 10 jam yang lalu

Prabowo Targetkan Ekonomi RI Tumbuh 7%, Pamer Swasembada Pangan di Rusia
sekitar 10 jam yang lalu

IHSG Anjlok Drastis Akibat Geopolitik Timur Tengah, Investor Asing Net Sell
sekitar 13 jam yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

Natasha Wilona Santai Soal Jodoh, Ungkap Kriteria Pria Idaman Setelah Hadiri Pernikahan

Adam Suseno Suami Inul Daratista Dirawat Intensif Usai Pembuluh Darah Kaki Robek

Perplexity AI Rilis Fitur Video AI di X, Respons Tinggi Picu Antrean

OpenAI Hapus Konten 'io' Akibat Gugatan Merek Dagang, Akuisisi Jony Ive Tetap Lanjut

Kaesang Cuti dari Ketua Umum PSI, Pemilu Raya Dituding Gimik Politik
Trending

AS Bombardir Fasilitas Nuklir Iran, Picu Kecaman Global dan Ancaman Balasan

Ketegangan Iran-Israel Memuncak: Saling Serang Nuklir dan Potensi Intervensi AS

AS Bombardir Tiga Fasilitas Nuklir Iran, Picu Balasan Rudal ke Israel

Konflik Iran-Israel Memuncak: Rudal Hantam Target Vital, Isu Nuklir Jadi Pusat Perhatian

AS Bombardir Fasilitas Nuklir Iran, Picu Balasan Rudal dan Kekhawatiran Perang Dunia
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.