Danantara Siapkan Dana Triliunan Rupiah untuk Proyek Strategis Nasional dan Hilirisasi

Danantara menargetkan proyek-proyek di Indonesia dengan potensi aset melampaui 1 triliun dolar Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah untuk menginvestasikan sekitar 20 miliar dolar Amerika Serikat pada proyek-proyek strategis, seperti pengolahan nikel dan bauksit, serta proyek-proyek hilirisasi lainnya. Selain itu, Danantara juga bertujuan untuk memperkuat industri dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor bahan kimia, dan memenuhi kebutuhan energi nasional.

Danantara terinspirasi dari Temasek milik Singapura, yang memiliki aset sebesar 303 miliar dolar Amerika Serikat. Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa tidak ada salahnya meniru praktik terbaik dari negara lain dan bahkan mengajak Temasek untuk bekerja sama dengan Danantara.

Danantara akan menginvestasikan dananya pada proyek-proyek strategis nasional, termasuk:

• Pengolahan nikel dan bauksit.
• Proyek hilirisasi bauksit, seperti ekspansi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang sedang didekati oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan nilai sekitar 4,4 miliar dolar Amerika Serikat.
• Dua proyek dari MIND ID, yang merupakan proyek prioritas Presiden Prabowo Subianto.
• Pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (CA-EDC) milik Chandra Asri Pacific senilai 800 juta dolar Amerika Serikat, bekerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA).
• Proyek Dimethyl Ether (DME) atau gasifikasi batu bara, yang diharapkan dapat memenuhi 80 persen kebutuhan LPG nasional dan menggantikan impor LPG.

Danantara aktif menjalin kerja sama dengan mitra internasional untuk memperluas jangkauan investasinya. Beberapa kerja sama yang telah terjalin atau direncanakan meliputi:

• Kerja sama dengan Qatar Investment Authority senilai 4 miliar dolar Amerika Serikat untuk energi terbarukan dan pemrosesan industri.
• Rencana kesepakatan serupa dengan Malaysia, China, dan Jepang.
• Peluncuran Russia-Indonesia Investment Platform (RIDNIP) bersama Russian Direct Investment Fund (RDIF) dengan modal hingga 2 miliar euro (sekitar Rp37,64 triliun).

Russia-Indonesia Investment Platform (RIDNIP) adalah platform investasi yang akan diluncurkan oleh Danantara Indonesia bersama Russian Direct Investment Fund (RDIF). Platform ini memiliki modal hingga 2 miliar euro atau setara Rp37,64 triliun. RIDNIP bertujuan untuk menyalurkan investasi lintas batas ke sektor-sektor strategis dan berfungsi sebagai platform transfer teknologi bilateral antara Rusia dan Indonesia.

Investasi Danantara memiliki dampak potensial yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, antara lain:

• Penguatan Industri Nasional: Dengan mendanai proyek-proyek hilirisasi dan industri strategis seperti pabrik CA-EDC, Danantara membantu memperkuat sektor industri dalam negeri.
• Pengurangan Ketergantungan Impor: Investasi pada pabrik CA-EDC dapat mengurangi ketergantungan impor bahan kimia, sementara proyek DME/gasifikasi batu bara berpotensi menggantikan 80 persen kebutuhan impor LPG nasional.
• Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi: Proyek-proyek seperti hilirisasi bauksit dan gasifikasi batu bara akan menciptakan nilai tambah ekonomi yang besar di dalam negeri.
• Penyaluran Investasi Lintas Batas: Melalui kerja sama internasional seperti RIDNIP, Danantara memfasilitasi masuknya investasi asing ke sektor-sektor strategis Indonesia, sekaligus mendorong transfer teknologi.