Polri Gandeng FBI Usut Ancaman Bom Hoaks Pesawat Haji Saudia Airlines Dua Kali

• Penerbangan SV-5276 dengan rute Jeddah-Jakarta.
• Penerbangan SV-5688 dengan rute Jeddah-Muscat-Surabaya.

Kedua penerbangan ini dialihkan dan mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Medan.

• Untuk penerbangan SV-5276, ancaman diterima melalui surat elektronik (email).
• Untuk penerbangan SV-5688, ancaman diterima melalui telepon oleh petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta.

Setelah pemeriksaan menyeluruh oleh personel gabungan dari Kodam I/Bukit Barisan, Yonkav 6/NK, Yonzipur 1/DD, Kopasgat TNI AU, dan Gegana Brimob Polda Sumatera Utara, kedua ancaman bom tersebut dinyatakan hoaks. Tidak ditemukan bahan peledak atau benda mencurigakan di dalam pesawat. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan TNI telah mengonfirmasi bahwa pesawat dinyatakan aman.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menggandeng FBI (Federal Bureau of Investigation) Amerika Serikat untuk menyelidiki pengirim email ancaman bom pada penerbangan SV-5276. Kerja sama ini dilakukan mengingat adanya indikasi pengiriman email dari Mumbai, India, dan ketidaksesuaian identitas pengirim. Pengamat militer ISESS, Khairul Fahmi, mendukung kerja sama ini namun menekankan pentingnya fokus pada asistensi teknis dan menjaga kedaulatan hukum nasional.

Ancaman bom hoaks, meskipun tidak nyata, tetap dianggap serius karena dapat menyebabkan gangguan besar pada operasional penerbangan, menimbulkan kepanikan di kalangan penumpang dan kru, serta membutuhkan sumber daya besar untuk pemeriksaan keamanan dan penanganan darurat. Selain itu, tindakan semacam ini merupakan pelanggaran hukum yang serius dan dapat mengancam keselamatan penerbangan secara tidak langsung. Penindakan tegas terhadap pelaku diperlukan untuk memberikan efek jera dan menjaga kredibilitas sistem keamanan penerbangan.

• Kementerian Perhubungan (Kemenhub): Telah berkoordinasi dengan Otoritas Penerbangan Sipil Saudi (GACA) untuk meningkatkan keamanan penerbangan, khususnya selama periode angkutan haji.
• Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal: Meminta aparat penegak hukum dan intelijen untuk meningkatkan langkah preventif dan deteksi dini guna mengantisipasi ancaman teror serupa di masa mendatang. Ia juga mengapresiasi maskapai yang telah mengikuti protokol keselamatan dan meminta masyarakat memahami pentingnya prosedur tersebut.
• Pengamat militer Jaleswari Pramodhawardani: Menekankan bahwa meskipun hoaks, ancaman ini tidak boleh diabaikan dan pelaku harus ditindak tegas untuk efek jera. Ia juga mendorong kerja sama lintas lembaga dan peningkatan Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan.

Jemaah haji yang berada di pesawat mengaku tidak mengetahui adanya ancaman bom. Mereka hanya diberitahu oleh kru pesawat bahwa akan ada pengecekan keamanan. Hal ini menunjukkan bahwa maskapai dan kru telah mengikuti prosedur untuk menjaga ketenangan penumpang sambil tetap menjalankan protokol keamanan yang diperlukan.