AS Bombardir Tiga Fasilitas Nuklir Iran, Picu Kecaman dan Ancaman Balasan

Serangan udara AS dilakukan dengan menggunakan kombinasi pesawat dan rudal:

• Enam pesawat B-2 Spirit Stealth Bomber menjatuhkan 12 bom GBU-57A/B di fasilitas Fordow.
• 30 rudal jelajah TLAM diluncurkan dari kapal selam Angkatan Laut AS untuk menargetkan fasilitas Natanz dan Isfahan.

Presiden Donald Trump mengklaim serangan udara tersebut sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler". Ia menyatakan bahwa serangan itu telah menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir utama Iran.

Pejabat dan media pemerintah Iran membantah klaim AS, menyatakan bahwa serangan itu "cukup dangkal" dan tidak merusak fasilitas nuklir secara serius. Iran bahkan mengklaim telah mengevakuasi fasilitas Fordow sebelum serangan terjadi. Iran mengecam keras serangan AS sebagai "agresi militer brutal" dan "pelanggaran berat" terhadap hukum internasional, Piagam PBB, serta Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Iran menganggap AS telah memulai "perang berbahaya" dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan rapat darurat guna mengutuk serangan tersebut.

Reaksi komunitas internasional bervariasi:

• Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan "kekhawatiran mendalam" dan menyerukan de-eskalasi untuk menghindari konflik yang lebih luas.
• Sejumlah negara Amerika Latin seperti Kuba, Chili, Venezuela, Kolombia, dan Meksiko, serta kelompok Palestina Hamas, turut mengutuk serangan AS.
• Arab Saudi menyatakan keprihatinan dan meminta semua pihak menahan diri.
• Israel menyatakan dukungan penuh atas tindakan Trump, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji keputusan tersebut.

Serangan ini memicu beberapa dampak global, termasuk:

• Lonjakan harga minyak dan peningkatan permintaan aset safe haven, memicu kekhawatiran inflasi global.
• Maskapai penerbangan global menghindari wilayah udara Timur Tengah, memilih rute alternatif yang lebih aman.
• Bursa saham di Kuwait dan Oman melemah.
• Muncul kekhawatiran terkait potensi serangan siber terhadap infrastruktur AS dan peningkatan siaga keamanan di kota-kota besar AS seperti Washington dan New York.

Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi warganya:

• Indonesia
• Cina
• Jerman
• Polandia
• India

Negara-negara ini telah mengevakuasi warganya dari Iran dan Israel sebagai respons terhadap situasi yang memanas.

Setelah serangan tersebut, Iran mengeluarkan peringatan keras:

• Setiap warga sipil dan personel militer AS di Timur Tengah kini dianggap sebagai target sah.
• Iran juga mengancam negara-negara pemasok senjata ke Israel.