Putin Tawarkan Peningkatan Pasokan Energi dan Proyek Nuklir ke Indonesia
Putin tawarkan peningkatan pasokan energi dan proyek nuklir ke Indonesia. Dapatkan info tentang kerja sama strategis, proyek kilang, dan teknologi canggih.

Trending
21 Jun 2025 - 21 Jun 2025
Terakhir diperbarui
21 Jun 2025
Jumlah artikel
7 artikel
Overview
Putin menegaskan komitmen Rusia memperkuat kerja sama strategis dengan Indonesia, termasuk pengembangan nuklir damai dan peningkatan pasokan migas. Rusia siap membantu kebutuhan energi Indonesia melalui ekspor dan investasi, termasuk proyek kilang Tuban. Indonesia berminat impor minyak murah Rusia dan menjajaki proyek migas baru. Pengembangan PLTN juga menjadi fokus, dengan pertimbangan teknologi dari Rusia atau Cina.
🤝 Kerja Sama Strategis Utama
- Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama strategis dengan Indonesia.
- Kerja sama ini mencakup pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai, seperti di bidang kesehatan dan pertanian.
- Rusia juga menyatakan kesiapan meningkatkan pasokan minyak dan gas (migas) ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi domestik.
- Pernyataan ini disampaikan Putin saat pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di St. Petersburg.
⛽ Sektor Minyak dan Gas
- Putin menyinggung proyek kilang bersama Rosneft dan Pertamina di Tuban, Jawa Timur, yang sempat tertunda akibat perang Rusia-Ukraina.
- Proyek kilang Tuban memiliki kapasitas pengolahan hingga 300.000 barel minyak mentah per hari, dengan keputusan investasi akhir diharapkan pada kuartal keempat tahun ini.
- Indonesia menunjukkan minat untuk mengimpor minyak murah dari Rusia setelah bergabung dengan BRICS, dan Pertamina telah memasukkan minyak mentah Rusia dalam tender sejak Mei 2024.
- Rusia siap mendukung proyek hulu migas baru, termasuk modernisasi infrastruktur dan optimalisasi sumur kurang produktif.
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah melakukan penjajakan dengan Rusia untuk eksplorasi lapangan migas baru dan penemuan cadangan gas lepas pantai.
⚛️ Pengembangan Energi Nuklir
- Pemerintah Indonesia telah memasukkan pengembangan PLTN dalam RUPTL 2025–2034, menargetkan kapasitas 500 MW dan meningkat hingga 4.300 MW.
- Kementerian ESDM sedang mempertimbangkan teknologi dari Cina atau Rusia untuk PLTN, dengan rencana pembangunan di Sumatera dan Kalimantan.
- Institut Teknologi PLN (ITPLN) membentuk Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST) untuk mendukung transisi energi bersih dan pengembangan PLTN.
- Pengamat ekonomi energi menilai kerja sama pengembangan energi nuklir dengan Rusia menjanjikan karena Rusia menawarkan skema menyeluruh termasuk pendanaan dan infrastruktur.
⚠️ Potensi Risiko dan Kerja Sama Lain
- Pengamat mengingatkan potensi risiko geopolitik dan beban utang besar jika Indonesia tidak hati-hati dalam mengelola pembiayaan dari Rusia.
- Pentingnya tata kelola yang baik, standar keselamatan, pengelolaan limbah, dan pencegahan korupsi ditekankan dalam kerja sama nuklir.
- Keterlibatan negara lain seperti AS, Jepang, dan Prancis, yang telah lebih dulu bekerja sama dengan Indonesia dalam teknologi nuklir, juga perlu dipertimbangkan.
- Putin juga menyambut baik keanggotaan Indonesia di BRICS dan menantikan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia.
- Rusia menawarkan kerja sama di teknologi tinggi seperti smart city, kecerdasan buatan (AI), dan eksplorasi luar angkasa.
Apa fokus utama pertemuan bilateral antara Presiden Putin dan Presiden Prabowo di St. Petersburg?
Fokus utama pertemuan bilateral antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto di St. Petersburg adalah untuk memperkuat kerja sama strategis antara kedua negara. Presiden Putin secara khusus menegaskan komitmen Rusia untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, termasuk pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai, peningkatan pasokan minyak dan gas (migas), serta kerja sama di bidang teknologi tinggi.
Bidang kerja sama strategis apa saja yang ditawarkan Rusia kepada Indonesia?
Rusia menawarkan berbagai bidang kerja sama strategis kepada Indonesia, meliputi:
- Pengembangan Teknologi Nuklir: Untuk tujuan damai, seperti aplikasi di bidang kesehatan dan pertanian.
- Peningkatan Pasokan Minyak dan Gas (Migas): Rusia siap membantu Indonesia memenuhi kebutuhan energi domestik melalui ekspor dan investasi.
- Proyek Hulu Migas: Termasuk modernisasi infrastruktur dan pemanfaatan teknologi terkini untuk mengoptimalkan sumur-sumur yang kurang produktif, serta eksplorasi lapangan migas baru dan penemuan cadangan gas di lepas pantai.
- Teknologi Tinggi: Seperti pengembangan kota pintar (smart city), kecerdasan buatan (AI), dan eksplorasi luar angkasa.
- Perdagangan: Menantikan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia.
Bagaimana Rusia berencana membantu Indonesia memenuhi kebutuhan energi, khususnya di sektor minyak dan gas?
Rusia berencana membantu Indonesia memenuhi kebutuhan energi, khususnya di sektor minyak dan gas, melalui beberapa cara:
- Ekspor dan Investasi: Rusia menyatakan kesiapan untuk meningkatkan pasokan migas ke Indonesia melalui ekspor langsung dan investasi di sektor energi.
- Proyek Kilang Bersama: Salah satu contoh konkret adalah proyek kilang antara Rosneft dan Pertamina di Tuban, Jawa Timur, yang dirancang untuk mengolah hingga 300.000 barel minyak mentah per hari.
- Dukungan Proyek Hulu Migas: Rusia siap mendukung proyek-proyek baru di sektor hulu migas, termasuk modernisasi infrastruktur dan pemanfaatan teknologi terkini untuk mengoptimalkan sumur-sumur yang kurang produktif. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga telah melakukan penjajakan untuk menggarap proyek eksplorasi lapangan migas baru dan penemuan cadangan gas di lepas pantai.
- Pasokan Minyak Mentah: Indonesia menunjukkan minat untuk mengimpor minyak murah dari Rusia, dan Pertamina telah memasukkan minyak mentah Rusia dalam tender pembelian sejak Mei 2024.
Bagaimana perkembangan proyek kilang Tuban antara Rosneft dan Pertamina?
Proyek kilang Tuban antara Rosneft dan Pertamina sempat tertunda akibat perang Rusia-Ukraina dan sanksi Barat. Meskipun demikian, Pertamina menyatakan bahwa keputusan investasi akhir (FID) untuk proyek ini akan diambil pada kuartal keempat tahun ini. Proyek ini memiliki kapasitas pengolahan hingga 300.000 barel minyak mentah per hari. Namun, perlu dicatat bahwa terjadi peningkatan biaya proyek yang signifikan, dari perkiraan awal $13,5 miliar menjadi $23 miliar.
Mengapa Indonesia tertarik untuk mengimpor minyak mentah dari Rusia?
Indonesia menunjukkan minat untuk mengimpor minyak mentah dari Rusia terutama setelah bergabung dengan BRICS. Salah satu alasan utama adalah potensi untuk mendapatkan minyak dengan harga yang lebih murah. Pertamina sendiri telah mengakui bahwa mereka telah memasukkan minyak mentah Rusia dalam tender pembelian sejak Mei 2024, menunjukkan langkah konkret dalam penjajakan pasokan energi dari Rusia.
Bagaimana rencana Indonesia dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)?
Indonesia memiliki rencana ambisius dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai bagian dari transisi energi bersih. Pemerintah telah memasukkan pengembangan PLTN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Target awal adalah kapasitas 500 MW, yang kemudian akan meningkat hingga 4.000–4.300 MW dengan memanfaatkan teknologi Small Modular Reactor (SMR) dan reaktor terapung. Target operasional PLTN pertama adalah tahun 2034, yang memerlukan prakontrak dimulai tahun depan. Kementerian ESDM sedang mempertimbangkan teknologi dari Cina atau Rusia untuk pengembangan PLTN, dengan rencana pembangunan 250 MW di Sumatera dan 250 MW di Kalimantan. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan regulasi untuk mengolah bahan radioaktif seperti uranium di Kalimantan Barat.
Peran apa yang akan diambil Rusia dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia?
Rusia menyatakan kesiapan untuk mendukung pengembangan teknologi nuklir di Indonesia, khususnya untuk tujuan damai seperti di bidang kesehatan dan pertanian. Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran, Yayan Satyakti, menilai bahwa kerja sama dengan Rusia menjanjikan peluang besar karena Rusia menawarkan skema menyeluruh yang mencakup pendanaan dan infrastruktur. Ini berarti Rusia tidak hanya menyediakan teknologi, tetapi juga potensi dukungan finansial dan pembangunan fasilitas terkait. Institut Teknologi PLN (ITPLN) juga telah membentuk Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST) untuk mendukung transisi energi bersih dan pengembangan PLTN di Indonesia, yang dapat menjadi wadah kerja sama dengan mitra internasional seperti Rusia.
Apa saja potensi keuntungan dan risiko dari kerja sama energi antara Indonesia dan Rusia?
Kerja sama energi antara Indonesia dan Rusia menawarkan potensi keuntungan yang signifikan, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan energi domestik dan diversifikasi pasokan. Rusia menawarkan skema kerja sama yang menyeluruh, termasuk pendanaan dan infrastruktur, yang dapat mempercepat proyek-proyek energi besar seperti kilang migas dan PLTN. Minat Indonesia untuk mengimpor minyak murah dari Rusia juga dapat membantu menekan biaya energi nasional.
Namun, terdapat pula potensi risiko yang perlu diwaspadai. Pengamat ekonomi energi Yayan Satyakti mengingatkan tentang risiko geopolitik, mengingat situasi global terkait Rusia. Selain itu, ada potensi beban utang yang besar jika Indonesia tidak hati-hati dalam mengelola pembiayaan dari Rusia. Penting juga untuk memastikan tata kelola yang baik, standar keselamatan yang tinggi, pengelolaan limbah nuklir yang aman, dan pencegahan korupsi dalam setiap proyek kerja sama. Keterlibatan negara lain seperti AS, Jepang, dan Prancis, yang telah lebih dulu bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan teknologi nuklir berbasis teknologi indigenous, juga perlu dipertimbangkan untuk diversifikasi dan mitigasi risiko.
Selain energi, bidang kerja sama lain apa yang juga dibahas dalam pertemuan tersebut?
Selain sektor energi, pertemuan antara Presiden Putin dan Presiden Prabowo juga membahas beberapa bidang kerja sama lain yang luas:
- Keanggotaan BRICS: Presiden Putin menyambut baik keanggotaan Indonesia di BRICS, menunjukkan pengakuan atas peran Indonesia di kancah global.
- Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA): Kedua belah pihak menantikan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia, yang diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan bilateral.
- Teknologi Tinggi: Rusia menawarkan kerja sama di bidang teknologi tinggi seperti pengembangan kota pintar (smart city), kecerdasan buatan (AI), dan eksplorasi luar angkasa.
Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi kerja sama erat ini dan berharap kunjungan tersebut membawa kemajuan signifikan bagi hubungan kedua negara di berbagai sektor.
Masih Seputar ekonomi
Pelita Air Cetak Laba USD 5,9 Juta, Pendapatan Melonjak 81% di 2024
sekitar 2 jam yang lalu

Danantara Larang Pejabat BUMN Main Golf dan Istri Ikut Campur Urusan Kantor
sekitar 2 jam yang lalu

IIHF 2025: Indonesia Perkuat Kerja Sama Halal Global, Targetkan Jadi Pusat Dunia
sekitar 5 jam yang lalu

Prabowo Targetkan Ekonomi RI Tumbuh 7% dan Pamer Dana Danantara US$1 Triliun
sekitar 5 jam yang lalu
Perjanjian Dagang Bebas RI-Eurasia Rampung, Buka Peluang Ekspor Komoditas Unggulan
sekitar 8 jam yang lalu

Dampak Konflik Iran-Israel: Harga Minyak Melonjak, Rute Logistik Global Dialihkan
sekitar 11 jam yang lalu

Rupiah Menguat Tajam Dipicu Keputusan AS Tak Terlibat Serangan Iran
sekitar 11 jam yang lalu

Pasar Modal Syariah Indonesia Berkembang Pesat, Didukung SIW 2025 dan Gen Z
sekitar 23 jam yang lalu

IHSG Anjlok Dua Hari Berturut-turut, Ketegangan Geopolitik Jadi Pemicu Utama
sekitar 23 jam yang lalu

Pemerintah Finalisasi Satgas Percepatan Investasi, Atasi Hambatan dan Permudah Perizinan
1 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

Formula E Jakarta 2025 Sukses Digelar, Dan Ticktum Raih Kemenangan Perdana

Uni Eropa Temukan Indikasi Pelanggaran HAM Israel di Gaza, Ribuan Anak Kelaparan

Konflik Iran-Israel Memuncak: Rudal Hantam Target Vital, Isu Nuklir Jadi Pusat Perhatian

Maia Estianty Absen di Ngunduh Mantu Al Ghazali, Ini Alasan dan Tanggapan Keluarga
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5253652/original/077635100_1750055912-WhatsApp_Image_2025-06-16_at_13.35.26.jpeg&output=webp&q=30&default=https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/ZDamZ3sFVQwxdIB-SdpAHUhScLI=/0x71:1170x1241/1200x1200/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5253652/original/077635100_1750055912-WhatsApp_Image_2025-06-16_at_13.35.26.jpeg)
Al Ghazali Lega dan Bersyukur, Rangkaian Pernikahan dengan Alyssa Daguise Berakhir Meriah
Trending

Ketegangan Iran-Israel Memuncak: Saling Serang Nuklir dan Potensi Intervensi AS

Konflik Iran-Israel Memuncak: Rudal Hantam Target Vital, Isu Nuklir Jadi Pusat Perhatian

Saling Serang Rudal Iran-Israel Memuncak, AS Debat Keterlibatan dan Ancaman Nuklir Teheran

Eskalasi Konflik Iran-Israel: Saling Serang Rudal dan Ancaman Nuklir Global Meningkat

Konflik Iran-Israel Memanas: Serangan Nuklir dan Rudal Balistik Saling Dibalas
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.