Prabowo Klaim Produksi Pangan RI Naik 50%, Cadangan Beras Capai Rekor 4,4 Juta Ton

Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa cadangan beras nasional telah mencapai rekor tertinggi, yaitu sebesar 4,4 juta ton. Jumlah ini tersimpan di gudang-gudang pemerintah.

Menurut Presiden Prabowo, peningkatan produksi pangan dan cadangan beras ini merupakan hasil dari reformasi besar-besaran yang dilakukan pemerintah. Reformasi tersebut mencakup:

• Deregulasi
• Pemangkasan regulasi yang dianggap menghambat
• Pemberantasan korupsi yang tegas

Langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan.

Program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan penuh dari Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD). HIPAKAD menyatakan kesiapan mereka untuk berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan program ini.

Swasembada pangan dianggap sangat penting bagi Indonesia karena beberapa alasan utama:

• Kemandirian Nasional: Untuk tidak bergantung pada kepentingan asing dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
• Stabilitas Ekonomi Global: Penting di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dapat mempengaruhi pasokan dan harga pangan dunia.
• Geopolitik: Menjadi kunci di tengah memanasnya situasi geopolitik yang berpotensi mengganggu rantai pasok global.
• Ketahanan Krisis: Memastikan Indonesia dapat bertahan dan memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah potensi krisis global, seperti krisis pangan.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dan Staf Ahli Kemenko Pangan, Bara Krishna Hasibuan, sama-sama menekankan urgensi swasembada pangan untuk menjaga kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.

Perum Bulog menguasai 4 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Jumlah ini merupakan bagian signifikan dari total cadangan beras nasional.

Peran Perum Bulog dalam pengelolaan cadangan beras nasional sangat krusial. Bulog bertugas untuk:

• Menguasai Cadangan Beras Pemerintah (CBP): Saat ini, Bulog menguasai 4 juta ton CBP.
• Menyerap Hasil Panen Petani: Bulog berperan dalam menyerap hasil panen petani, terutama yang tidak dapat dibeli oleh pihak swasta. Ini membantu menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan memastikan pasokan beras nasional.

Meskipun jumlah yang dikuasai Bulog besar, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa 4 juta ton tersebut hanya mencakup sekitar 10% dari total hasil panen beras dalam negeri, menunjukkan skala produksi beras di Indonesia.

Selain program utama swasembada pangan, ada inisiatif lain yang mendukung ketahanan pangan nasional, salah satunya adalah program sawah pokok murah di Sumatera Barat. Program ini telah ditinjau oleh Komisi IV DPR RI dan dinilai memiliki potensi besar.

Program "sawah pokok murah" di Sumatera Barat memiliki beberapa karakteristik unggulan yang membuatnya berpotensi mendukung ketahanan pangan nasional:

• Biaya Produksi Rendah: Program ini dirancang untuk menekan biaya produksi, sehingga lebih efisien bagi petani.
• Tidak Memerlukan Pupuk Kimia: Salah satu keunggulan utamanya adalah tidak bergantung pada pupuk kimia, yang dapat mengurangi dampak lingkungan dan biaya input.
• Potensi Nasional: Program ini sedang didorong untuk dilakukan riset ilmiah dan sertifikasi agar dapat direplikasi dan menjadi program nasional, memperluas dampaknya terhadap ketahanan pangan Indonesia.