Dampak Konflik Iran-Israel: Harga Minyak Melonjak, Rute Logistik Global Dialihkan

Penyebab utama kekhawatiran pasar global saat ini adalah ketegangan militer yang meningkat antara Iran dan Israel. Konflik ini memicu kekhawatiran serius terkait risiko ekonomi dan perdagangan di kawasan tersebut, yang berpotensi memiliki dampak global.

Konflik ini berpotensi mengganggu rantai pasokan global karena sumber pasokan dan permintaan yang tersebar di berbagai wilayah. Gangguan ini dapat menyebabkan:

• Berkurangnya ketersediaan barang: Karena hambatan dalam pengiriman dan produksi.
• Kenaikan harga: Terutama untuk barang impor yang menjadi bahan baku produksi, akibat biaya logistik yang lebih tinggi dan pasokan yang terbatas.

Dampak langsung dari konflik ini terhadap harga minyak mentah dunia terlihat dari gangguan di Selat Hormuz. Selat ini merupakan jalur penting yang dilewati oleh seperlima konsumsi minyak dunia. Akibat gangguan tersebut, harga minyak mentah telah mengalami kenaikan signifikan sebesar 7%.

Menanggapi situasi yang belum stabil, terutama di Terusan Suez, perusahaan logistik global seperti DHL Global Forwarding Indonesia telah mengambil langkah proaktif. Mereka mengalihkan rute pengiriman global, baik melalui udara maupun laut, dengan memutar melalui Afrika untuk memastikan kelancaran pengiriman.

DHL Global Forwarding Indonesia telah menyesuaikan rute pengiriman global mereka dengan memutar melalui Afrika, baik untuk jalur udara maupun laut, guna menghindari Terusan Suez yang situasinya belum stabil. Meskipun pengalihan rute ini berdampak pada biaya logistik, DHL menyatakan bahwa fleksibilitas adalah kunci. Sebagian besar pelanggan mereka terikat kontrak tahunan, dan situasi logistik di Asia Pasifik masih relatif stabil, sehingga dampak keseluruhan dapat dikelola.

Eskalasi konflik berpotensi mengganggu sektor logistik di Indonesia, terutama jika terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan harga BBM secara langsung akan memengaruhi ongkos kirim, yang pada akhirnya dapat berdampak pada biaya logistik secara keseluruhan di dalam negeri.

PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI), yang fokus pada pengiriman domestik, menyatakan bahwa mereka belum merasakan dampak langsung dari konflik ini. Namun, mereka memiliki kekhawatiran akan potensi kenaikan harga BBM yang dapat memengaruhi operasional mereka. Jika kenaikan harga BBM terjadi dan memengaruhi ongkos kirim secara signifikan, TIKI mungkin akan menyesuaikan tarif pengiriman. Untuk mengantisipasi hal tersebut, TIKI berupaya meningkatkan efisiensi operasional guna mengurangi biaya tanpa harus menaikkan tarif.

Seorang ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah antisipasi. Rekomendasinya adalah mengamankan pasokan minyak bumi dan gas alam dengan merevisi kontrak bersama mitra dagang. Langkah ini dianggap penting sebagai persiapan menghadapi potensi eskalasi konflik yang lebih lanjut.

Wijayanto Samirin memprediksi bahwa konflik antara Iran dan Israel tidak akan meluas menjadi konflik global yang lebih besar. Prediksi ini didasarkan pada asumsi bahwa kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China diperkirakan tidak akan terlibat langsung dalam konflik tersebut. Meskipun demikian, risiko ketidakpastian global tetap tinggi, meskipun harga minyak global relatif stabil saat ini.