Konflik Iran-Israel Memanas: Serangan Nuklir dan Rudal Balistik Saling Dibalas

Konflik antara Iran dan Israel memanas secara signifikan sejak 13 Juni, ditandai dengan saling melancarkan serangan udara dan rudal. Israel memulai dengan serangan besar-besaran ke Iran dalam operasi yang disebut \"Rising Lion\", menargetkan fasilitas nuklir dan lokasi lainnya. Iran membalas serangan ini dengan meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel dalam operasi \"True Promise 3\".

Penyebab utama yang diklaim Israel adalah untuk menghentikan program nuklir Iran, yang mereka anggap sebagai ancaman. Namun, Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai dan menganggap serangan Israel sebagai \"deklarasi perang\".

Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran dalam operasi yang dinamakan \"Rising Lion\". Serangan ini menargetkan sekitar 100 lokasi di Iran, termasuk fasilitas nuklir penting di Natanz, Isfahan, Bushehr, Arak, dan Khondab. Tujuan yang diklaim Israel adalah untuk menghentikan program nuklir Iran.

Serangan Israel di Iran menyebabkan dampak yang signifikan:

• Korban Jiwa: Sedikitnya 585 hingga 639 orang tewas, termasuk pejabat militer dan ilmuwan nuklir.
• Korban Luka: Sebanyak 1.227 hingga 1.326 orang terluka.
• Kerusakan Infrastruktur: Lima rumah sakit di Iran dilaporkan rusak akibat serangan tersebut.

Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan sekitar 100 rudal dan drone, termasuk rudal balistik Sejjil-2, ke wilayah Israel. Operasi balasan ini dinamakan \"True Promise 3\". Target utama serangan balasan Iran adalah kota-kota di Israel, khususnya Tel Aviv dan Beersheba. Iran menganggap serangan Israel sebelumnya sebagai \"deklarasi perang\", sehingga memicu respons ini.

Serangan balasan Iran ke Israel menyebabkan korban dan kerusakan di beberapa wilayah:

• Tel Aviv: 10 hingga 40 orang terluka.
• Beersheba: 6 hingga 25 orang tewas atau terluka.

Informasi mengenai kerusakan infrastruktur akibat serangan balasan Iran tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan yang tersedia, namun fokus utama adalah pada jumlah korban jiwa dan luka.

Meskipun Israel mengklaim serangannya bertujuan menghentikan program nuklir Iran yang diduga untuk senjata, Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai dan hanya untuk tujuan sipil. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen Amerika Serikat (AS) belum menemukan bukti kuat bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir aktif. Rusia juga telah memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr dapat memicu bencana seperti Chernobyl, menunjukkan potensi risiko besar jika fasilitas nuklir diserang.

Posisi Amerika Serikat (AS) dalam konflik ini terbilang ambigu. Presiden Donald Trump menyatakan akan memutuskan dalam dua minggu apakah AS akan bergabung dalam serangan Israel, namun di sisi lain juga membuka peluang negosiasi dengan Iran. AS telah mengirimkan bantuan militer ke Israel dan memperingatkan Hizbullah untuk tidak terlibat dalam perang. Namun, Iran menolak negosiasi dengan AS selama serangan Israel masih berlanjut, menunjukkan adanya batasan dalam upaya diplomatik.

Reaksi komunitas internasional terhadap konflik ini bervariasi:

• Rusia dan China: Mengecam tindakan Israel, mendesak semua pihak untuk menahan diri, dan menawarkan mediasi untuk meredakan ketegangan.
• PBNU: Menyerukan kekuatan besar dunia untuk tidak ikut campur dalam konflik dan mendorong dialog diplomatik sebagai solusi.
• Ancaman dan Peringatan: Menteri Luar Negeri Israel mengancam Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Kremlin membalas dengan peringatan keras bahwa pembunuhan Khamenei akan \"membuka kotak Pandora\", mengindikasikan konsekuensi yang sangat serius.
• Australia: Telah menutup kedutaannya di Teheran dan mengimbau warganya untuk meninggalkan Iran.

Konflik ini memiliki dampak signifikan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) dan ekonomi global:

• WNI: Sebanyak 42 WNI sempat terjebak di Tel Aviv. Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 115 WNI dari Iran melalui jalur darat ke Azerbaijan. Pemerintah Indonesia juga mengimbau WNI untuk menunda perjalanan ke Israel dan Palestina demi keselamatan.
• Ekonomi Global: Ada kekhawatiran serius mengenai potensi penutupan Selat Hormuz, jalur pelayaran minyak vital. Jika ini terjadi, harga minyak dunia diperkirakan akan melonjak tajam, yang pada gilirannya akan berdampak negatif pada ekonomi Indonesia dan global.
• Dampak Lain: Selain itu, Iran telah menangkap 44 orang yang diduga terkait dengan Mossad, dan Israel membatasi liputan media terkait dampak serangan Iran, menunjukkan upaya pengendalian informasi di tengah konflik.