Kemenlu RI Siapkan Evakuasi 380 WNI di Iran Melalui Jalur Darat

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah menyiapkan rencana evakuasi bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran. Persiapan ini dilakukan menyusul meningkatnya konflik antara Iran dan Israel yang berpotensi membahayakan keselamatan WNI di wilayah tersebut.

Rencana evakuasi WNI di Iran disiapkan melalui jalur darat karena jalur udara tidak memungkinkan untuk dilintasi pesawat. Hal ini disebabkan oleh kondisi konflik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, yang membuat penerbangan menjadi tidak aman atau terlarang.

Berdasarkan data yang ada, perkiraan jumlah WNI di Iran adalah sekitar 380 hingga 386 orang. Mayoritas dari mereka adalah pelajar yang berdomisili di Qom, serta beberapa di Teheran. Selain itu, terdapat juga 194 WNI di Israel, yang sebagian besar merupakan peserta magang.

Untuk menghadapi situasi ini, Kemenlu RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran telah mengambil beberapa langkah penting:

• Peningkatan Status Kesiagaan: Menteri Luar Negeri Sugiono telah memerintahkan KBRI di Teheran untuk meningkatkan status kesiagaan menjadi Siaga 1.
• Asesmen dan Langkah Kontingensi: KBRI Teheran diperintahkan untuk melakukan asesmen menyeluruh terhadap situasi dan menyiapkan langkah-langkah kontingensi yang diperlukan.
• Komunikasi dengan Negara Tetangga: Kemenlu telah menjalin komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran untuk memastikan kemudahan akses lintas perbatasan jika evakuasi darat diperlukan.
• Komunikasi Intensif dengan WNI: Kemenlu juga menjalin komunikasi intensif dengan WNI di Iran untuk memastikan mereka terhubung dengan KBRI dan mendapatkan informasi terkini.

Konflik antara Iran dan Israel memanas setelah serangan Israel yang terjadi sejak 13 Juni 2025. Serangan ini menargetkan fasilitas nuklir, pusat komando militer, infrastruktur, dan warga sipil Iran, yang menyebabkan ratusan korban jiwa dan luka-luka. Iran kemudian merespons serangan tersebut dengan meluncurkan rudal balistik ke Israel.

Indonesia secara tegas mengutuk serangan Israel terhadap Iran. Sikap Indonesia adalah bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional yang serius dan dapat memperburuk situasi di kawasan.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memiliki peran penting dalam menyikapi konflik ini. Indonesia, bersama dengan negara-negara anggota OKI lainnya, telah mengecam serangan Israel ke Iran. Sebanyak 23 negara telah mengeluarkan pernyataan bersama yang akan dibahas lebih lanjut dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) OKI yang dijadwalkan pada 21-22 Juni 2025 di Istanbul, Turki.

Kemenlu RI mengimbau masyarakat Indonesia untuk menunda perjalanan ke sejumlah negara di Timur Tengah yang terdampak konflik, seperti Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman. Selain itu, bagi masyarakat yang memiliki rencana transit atau bepergian melalui wilayah udara Timur Tengah, Kemenlu menyarankan untuk terus memantau jadwal penerbangan dan perkembangan situasi keamanan.

Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan pandangannya bahwa dunia berada di ambang malapetaka jika situasi konflik antara Iran dan Israel tidak terkendali. SBY menyoroti peran kunci lima pemimpin dunia dalam menentukan masa depan perdamaian dan keamanan global, berharap mereka dapat membuat keputusan yang bijaksana untuk mencegah terjadinya perang dunia ketiga.