PBSI Soroti Performa Buruk Bulutangkis Indonesia, Target Enam Bulan Jadi Penentu

PBSI soroti performa buruk bulutangkis Indonesia di 2025, hanya raih 2 gelar Super 300. Evaluasi besar-besaran, komunikasi pelatih-atlet, dan tantangan di lapangan jadi fokus utama.

article

Metrics

{"image":"https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2023/04/13/Pelatnas-Bulu-Tangkis-070323-Adm-3a.jpg","trendingStart":"2025-06-19T06:29:36.047Z","trendingEnd":"2025-06-19T06:29:36.044Z","updatedAt":"2025-06-19T06:30:30.843Z","articleCount":3}
article

Overview

Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, kecewa atas performa pebulutangkis Indonesia di 2025, terutama di turnamen Super 500 ke atas. Evaluasi besar-besaran dilakukan karena kurangnya sinkronisasi antara pelatih dan atlet. Komunikasi dan koordinasi ditingkatkan demi hasil lebih baik dalam enam bulan ke depan, yang akan menentukan perpanjangan kontrak pelatih. Faktor sponsor dan tantangan adaptasi pasangan ganda putra juga disoroti.

article

Fakta

[{"color":"red","headerTitle":"📉 Performa Bulutangkis Indonesia","points":["Performa pebulutangkis Indonesia di tahun 2025 masih jauh dari harapan, terutama di level turnamen Super 500 ke atas.","Hingga Juni 2025, Indonesia hanya meraih dua gelar di level Super 300 dan belum ada gelar di BWF World Tour Super 500 ke atas.","Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, menyatakan kekecewaan dan menekankan perlunya evaluasi besar-besaran."]},{"color":"blue","headerTitle":"🤝 Tantangan dan Kendala","points":["Eng Hian menyoroti kurangnya sinkronisasi antara kemauan pelatih dan kebutuhan atlet sebagai masalah utama.","Program yang disiapkan pelatih belum sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan dan keinginan atlet.","Banyak pelatih baru yang belum sepenuhnya memahami kebutuhan spesifik atlet.","Faktor sponsor terkadang memaksa pemain untuk tetap bertanding meski kondisi belum ideal.","Fajar Alfian sempat merasa kagok saat berpasangan sementara dengan Muhammad Shohibul Fikri karena keduanya terbiasa di posisi depan."]},{"color":"green","headerTitle":"📈 Strategi Perbaikan PBSI","points":["Evaluasi telah dilakukan bersama pelatih teknik, fisik, dan tim pendukung untuk mengidentifikasi kendala.","Eng Hian berupaya mengajak diskusi antara atlet dan pelatih untuk mencapai keselarasan yang lebih baik.","Pentingnya komunikasi dan koordinasi yang lebih baik ditekankan untuk mencapai hasil dalam enam bulan ke depan.","Pencapaian target dalam enam bulan ke depan akan menjadi pertimbangan perpanjangan kontrak pelatih di tahun berikutnya.","Pelatih memberikan instruksi kepada Fajar dan Fikri untuk bergantian dan lebih aktif dalam antisipasi maju-mundur."]}]
play_circle

Video

[{"videoId":"R-nh-87rW8Q","title":"Tak Ada yang Tembus Final, PBSI Akan Evaluasi Performa Pebulu Tangkis di Indonesia Open 2024","source":"KOMPASTV"},{"videoId":"hL94T2N9P2E","title":"Ada Kendala Non-Teknis di Balik Penampilan Buruk Indonesia Open 2024, Apa Langkah PP PBSI?","source":"KOMPASTV"}]
article

FAQ

[{"answer":"

Menurut Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, performa para pebulutangkis Indonesia di tahun 2025 masih jauh dari harapan. Kekurangan ini terutama terlihat di level turnamen BWF World Tour Super 500 ke atas. Eng Hian menyatakan kekecewaannya dan menekankan perlunya evaluasi besar-besaran untuk mengatasi kondisi ini.

","question":"Bagaimana performa pebulutangkis Indonesia di tahun 2025 menurut PBSI?"},{"answer":"

Hingga Juni 2025, pebulutangkis Indonesia baru meraih dua gelar di level turnamen Super 300. Namun, mereka belum berhasil meraih gelar di turnamen BWF World Tour Super 500 ke atas, yang menjadi salah satu fokus utama evaluasi PBSI.

","question":"Gelar apa saja yang sudah diraih pebulutangkis Indonesia hingga Juni 2025?"},{"answer":"

Eng Hian adalah Kabid Binpres (Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi) PBSI. Dalam perannya, ia bertanggung jawab atas pembinaan dan peningkatan prestasi atlet bulutangkis Indonesia. Saat ini, ia secara aktif menyoroti dan mengevaluasi performa atlet serta mencari solusi untuk meningkatkan prestasi, terutama dengan mengidentifikasi masalah internal seperti kurangnya sinkronisasi antara pelatih dan atlet.

","question":"Siapa Eng Hian dan bagaimana perannya dalam menyikapi kondisi ini?"},{"answer":"

Eng Hian mengidentifikasi beberapa penyebab utama performa yang kurang memuaskan:

  • Kurangnya sinkronisasi antara kemauan pelatih dan kebutuhan atlet. Program yang disiapkan pelatih belum sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan dan keinginan atlet.
  • Banyak pelatih baru yang belum sepenuhnya memahami kebutuhan spesifik atlet.

Masalah-masalah ini menyebabkan program latihan dan strategi yang diterapkan kurang efektif dalam memaksimalkan potensi atlet.

","question":"Apa saja penyebab utama performa yang kurang memuaskan menurut Eng Hian?"},{"answer":"

Untuk mengatasi masalah sinkronisasi, PBSI telah melakukan beberapa langkah:

  • Evaluasi menyeluruh bersama pelatih teknik, fisik, dan tim pendukung untuk mengidentifikasi kendala.
  • Eng Hian terus berupaya mengajak diskusi antara atlet dan pelatih. Tujuannya adalah mencapai keselarasan yang lebih baik antara program latihan dan kebutuhan atlet, terutama mengingat banyaknya pelatih baru yang perlu lebih memahami karakteristik dan keinginan atlet.
  • Menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang lebih baik antara pelatih dan pemain.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan program latihan yang lebih personal dan efektif, sesuai dengan kebutuhan masing-masing atlet.

","question":"Langkah-langkah apa yang diambil untuk mengatasi masalah sinkronisasi antara pelatih dan atlet?"},{"answer":"

Eng Hian menekankan bahwa pencapaian target dalam enam bulan ke depan akan menjadi pertimbangan penting. Evaluasi terhadap target ini akan menjadi dasar bagi PBSI untuk memutuskan perpanjangan kontrak pelatih di tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan adanya tekanan dan harapan besar agar ada peningkatan signifikan dalam waktu dekat, dengan konsekuensi langsung terhadap masa depan para pelatih.

","question":"Bagaimana target performa enam bulan ke depan akan memengaruhi kontrak pelatih?"},{"answer":"

Ya, selain masalah internal, Eng Hian juga menyinggung faktor eksternal yaitu sponsor. Terkadang, tuntutan dari sponsor dapat memaksa pemain untuk tetap bertanding meskipun kondisi fisik atau mental mereka belum ideal. Hal ini dapat berdampak negatif pada performa dan risiko cedera atlet, menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi PBSI dalam mengelola performa atlet.

","question":"Apakah ada faktor eksternal lain yang memengaruhi performa atlet selain masalah internal PBSI?"},{"answer":"

Sebagai contoh tantangan yang dihadapi atlet, Fajar Alfian mengaku sempat merasa kagok saat berlatih dengan Muhammad Shohibul Fikri sebagai pasangan ganda putra sementara untuk persiapan Japan Open 2025. Kesulitan ini muncul karena baik Fajar maupun Fikri sama-sama terbiasa bermain di posisi depan. Hal ini menyebabkan tantangan utama dalam rotasi di lapangan dan penyesuaian posisi bermain.

","question":"Bisakah diberikan contoh tantangan yang dihadapi atlet terkait masalah ini?"},{"answer":"

Untuk mengatasi tantangan rotasi dan posisi, pelatih memberikan instruksi agar Fajar dan Fikri bergantian posisi dan lebih aktif dalam antisipasi maju-mundur di lapangan. Mereka berencana memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum turnamen untuk meningkatkan kondisi fisik dan teknik. Tujuannya adalah mencapai kekompakan yang lebih baik dan menemukan pola permainan yang efektif sebagai pasangan baru.

","question":"Bagaimana Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri mengatasi tantangan sebagai pasangan baru?"}]

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang