Terobosan Teknologi Global: Solar Orbiter Potret Kutub Matahari, Indonesia Perkuat Peringatan Dini
Terobosan teknologi global: Solar Orbiter potret kutub Matahari dan dukungan Indonesia dalam peringatan dini tsunami melalui kabel serat optik, meningkatkan keamanan publik.
Metrics
Overview
Solar Orbiter berhasil memotret kutub selatan Matahari pada Maret 2025, mengungkap aktivitas magnetik dan data angin Matahari. Sementara itu, Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS) dengan teknologi kabel serat optik bawah laut untuk deteksi aktivitas seismik. Kolaborasi UGM, Telkom, dan BMKG ini bertujuan meningkatkan respons publik yang koheren dalam situasi darurat.
Fakta
Video
FAQ
Misi Solar Orbiter adalah sebuah proyek luar angkasa yang diluncurkan untuk mempelajari Matahari, khususnya untuk mengamati wilayah kutubnya yang sebelumnya belum pernah terlihat secara langsung. Misi ini bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang aktivitas Matahari, termasuk siklus magnetiknya dan pembentukan angin Matahari, yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan luar angkasa di sekitar Bumi.
","question":"Apa itu misi Solar Orbiter?"},{"answer":"Misi Solar Orbiter diluncurkan pada tahun 2020. Misi ini merupakan kolaborasi antara dua badan antariksa besar dunia, yaitu European Space Agency (ESA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).
","question":"Kapan dan oleh siapa misi Solar Orbiter diluncurkan?"},{"answer":"Pada Maret 2025, Solar Orbiter berhasil mencapai pencapaian penting dengan mengambil gambar pertama kutub selatan Matahari. Pencapaian ini dimungkinkan berkat manuver bantuan gravitasi yang memanfaatkan planet Venus, yang memungkinkan pesawat ruang angkasa tersebut untuk mengubah orbitnya dan mengamati wilayah Matahari yang sebelumnya tidak dapat dijangkau.
","question":"Apa pencapaian penting Solar Orbiter pada Maret 2025?"},{"answer":"Solar Orbiter dilengkapi dengan tiga instrumen utama yang bekerja sama untuk mengumpulkan data komprehensif tentang Matahari:
- PHI (Polarimetric and Helioseismic Imager): Mengumpulkan data cahaya tampak.
- EUI (Extreme Ultraviolet Imager): Mengumpulkan data radiasi ultraviolet.
- SPICE (Spectral Imaging of the Coronal Environment): Mengumpulkan informasi tentang pergerakan material Matahari, termasuk mengukur pergerakan elemen seperti karbon dan oksigen untuk memahami pembentukan angin Matahari.
Data yang dikumpulkan oleh Solar Orbiter telah mengungkap beberapa penemuan penting, di antaranya:
- Aktivitas magnetik di kutub selatan Matahari: Data menunjukkan adanya aktivitas magnetik yang signifikan di wilayah kutub.
- Pembalikan magnetik Matahari: Penemuan ini mengkonfirmasi bahwa Matahari sedang mengalami pembalikan magnetik, sebuah fenomena yang terjadi secara berkala setiap 11 tahun.
- Pemahaman tentang angin Matahari: Melalui pengukuran pergerakan elemen, ilmuwan mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana angin Matahari terbentuk.
Penemuan-penemuan ini menandai era baru dalam ilmu pengetahuan tentang Matahari, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika bintang kita.
","question":"Penemuan penting apa yang telah diungkap oleh data Solar Orbiter?"},{"answer":"Misi Solar Orbiter menelan biaya sekitar $1,3 miliar. Misi ini diharapkan akan terus beroperasi hingga tahun 2030, dengan para ilmuwan berharap mendapatkan data yang lebih rinci pada Oktober 2025. Solar Orbiter juga akan terus mengubah orbitnya hingga 2029 untuk pengamatan yang lebih optimal.
","question":"Sampai kapan misi Solar Orbiter diharapkan beroperasi dan berapa biayanya?"},{"answer":"Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunami nasionalnya dengan memanfaatkan teknologi kabel serat optik bawah laut. Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi aktivitas seismik, terutama di zona megathrust yang rentan terhadap gempa bumi dan potensi tsunami. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi peringatan dini tsunami.
","question":"Bagaimana Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunaminya?"},{"answer":"Inisiatif penguatan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia merupakan hasil kolaborasi antara beberapa pihak penting:
- Universitas Gadjah Mada (UGM): Berkontribusi dalam aspek penelitian dan pengembangan.
- Telkom Indonesia: Menyediakan infrastruktur kabel serat optik.
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG): Bertanggung jawab atas integrasi teknologi baru ini ke dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) dan operasionalnya.
Kabel serat optik, yang biasanya digunakan untuk komunikasi, juga dapat berfungsi sebagai sensor tekanan. Kemampuan ini memungkinkan kabel untuk mendeteksi aktivitas gelombang bawah air yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik atau gempa bumi. Deteksi gelombang bawah air ini merupakan indikator awal yang krusial untuk potensi tsunami, sehingga memberikan waktu yang lebih cepat untuk mengeluarkan peringatan.
","question":"Bagaimana teknologi kabel serat optik bawah laut dapat mendeteksi potensi tsunami?"},{"answer":"BMKG menekankan pentingnya lembaga terpusat untuk memastikan respons publik yang koheren dan mencegah kebingungan dalam situasi darurat tsunami. Dengan adanya satu lembaga yang bertanggung jawab penuh, informasi peringatan dapat disalurkan secara jelas dan terkoordinasi, sehingga masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat dengan cepat. Selain itu, BMKG juga memastikan bahwa setiap teknologi baru yang diintegrasikan ke dalam InaTEWS harus lulus uji kelayakan dan memenuhi standar nasional untuk menjamin keandalan operasional dan akurasi data.
","question":"Mengapa BMKG menekankan pentingnya lembaga terpusat dalam sistem peringatan dini tsunami?"}]Masih Seputar teknologi
Taiwan Perketat Ekspor Teknologi Canggih, Huawei dan SMIC Wajib Kantongi Izin Khusus
sekitar 2 jam yang lalu

BlackRock Bidik $400 Miliar Investasi Pasar Privat, Valuasi Perusahaan Diproyeksikan Berlipat Ganda
sekitar 3 jam yang lalu
Jutaan Data Pribadi Bocor, Regulator Dunia Perketat Aturan Keamanan Siber
sekitar 4 jam yang lalu

Berita Teknologi Terkini: WhatsApp, Threads, Google Cloud, Apple, hingga Tinder Berinovasi
sekitar 9 jam yang lalu

Inovasi AI Meluas: Fitur Baru, Tantangan Kepercayaan, hingga Kebijakan Global
sekitar 9 jam yang lalu

WhatsApp Luncurkan Fitur AI Baru, Pemindai Dokumen, dan Iklan Monetisasi
sekitar 10 jam yang lalu

Regulasi Ketat Bayangi Raksasa Teknologi: Apple, AI Hak Cipta, dan Ekspor Chip Global
sekitar 10 jam yang lalu

Nintendo Switch 2 Pecahkan Rekor Penjualan, Siap Luncurkan Spinoff Splatoon Eksklusif
1 hari yang lalu
Update Teknologi Ponsel: Huawei Nova 13 Pro, Realme Tahan Banting, Tips Travel Efisien
1 hari yang lalu

Siri AI Apple Ditunda, Google Luncurkan Fitur Baru, Dampak AI Meluas Global
1 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

BTS Reuni Penuh Rayakan Ulang Tahun ke-12 Setelah Anggota Selesai Wamil

Danantara dan INA Investasi Rp13 Triliun di Chandra Asri, Perkuat Industri Petrokimia

Sri Mulyani Peringatkan Ketidakpastian Ekonomi Global Permanen, RI Rentan

Penyaluran Gaji ke-13 ASN Daerah Masih Minim, Kemenkeu Dorong Percepatan

IHSG Bergerak Fluktuatif, Dipengaruhi Penantian Suku Bunga The Fed dan Geopolitik
Trending

Perang Israel-Iran Memanas: Korban Jiwa Melonjak, Ancaman Nuklir dan Selat Hormuz Guncang Dunia, AS Dituding Terlibat

Konflik Israel-Iran Memanas: Rudal Balistik Hujani Tel Aviv, AS Tingkatkan Kehadiran Militer

Ketegangan Israel-Iran Kian Memanas: Ancaman Perang Dunia Ketiga, Dampak Global, dan Seruan Evakuasi WNI

Eskalasi Konflik Israel-Iran: Korban Jiwa Melonjak, Selat Hormuz Terancam Diblokir

Duka Industri Musik: Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Musisi Multitalenta Gustiwiw di Lembang Terungkap
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.