Terobosan Teknologi Global: Solar Orbiter Potret Kutub Matahari, Indonesia Perkuat Peringatan Dini

Terobosan teknologi global: Solar Orbiter potret kutub Matahari dan dukungan Indonesia dalam peringatan dini tsunami melalui kabel serat optik, meningkatkan keamanan publik.

article

Metrics

{"image":"https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/0x0/webp/photo/p2/32/2025/06/13/Picture-News-635-207432905.jpg","trendingStart":"2025-06-18T12:00:01.235Z","trendingEnd":"2025-06-18T12:00:01.231Z","updatedAt":"2025-06-18T12:03:17.407Z","articleCount":5}
article

Overview

Solar Orbiter berhasil memotret kutub selatan Matahari pada Maret 2025, mengungkap aktivitas magnetik dan data angin Matahari. Sementara itu, Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS) dengan teknologi kabel serat optik bawah laut untuk deteksi aktivitas seismik. Kolaborasi UGM, Telkom, dan BMKG ini bertujuan meningkatkan respons publik yang koheren dalam situasi darurat.

article

Fakta

[{"color":"blue","headerTitle":"🚀 Misi Solar Orbiter","points":["Misi Solar Orbiter, diluncurkan oleh ESA dan NASA pada 2020, berhasil mengambil gambar pertama kutub selatan Matahari pada Maret 2025.","Pencapaian ini memanfaatkan manuver bantuan gravitasi menggunakan Venus untuk mengamati wilayah yang belum pernah terlihat sebelumnya.","Tiga instrumen utama, PHI, EUI, dan SPICE, bekerja sama mengumpulkan data cahaya tampak, radiasi ultraviolet, dan pergerakan material Matahari.","Misi ini menelan biaya sekitar $1,3 miliar dan diharapkan beroperasi hingga 2030, menandai era baru dalam ilmu pengetahuan tentang Matahari.","Solar Orbiter akan terus mengubah orbitnya untuk pengamatan yang lebih baik hingga 2029, dengan harapan mendapatkan data lebih rinci pada Oktober 2025."]},{"color":"yellow","headerTitle":"🔭 Penemuan Kutub Matahari","points":["Data yang dikumpulkan mengungkap aktivitas magnetik signifikan di kutub selatan Matahari.","Penemuan ini menunjukkan bahwa Matahari sedang mengalami pembalikan magnetik yang terjadi setiap 11 tahun.","Instrumen SPICE secara khusus mengukur pergerakan elemen seperti karbon dan oksigen untuk memahami pembentukan angin Matahari."]},{"color":"green","headerTitle":"🌊 Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia","points":["Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunami nasional dengan memanfaatkan teknologi kabel serat optik bawah laut.","Teknologi ini dirancang untuk mendeteksi aktivitas seismik, terutama di zona megathrust yang rentan tsunami.","Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada (UGM), Telkom Indonesia, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).","Sistem baru ini akan diintegrasikan ke dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS)."]},{"color":"red","headerTitle":"🚨 Implementasi & Keandalan Sistem Tsunami","points":["Kabel serat optik, selain untuk komunikasi, juga berfungsi sebagai sensor tekanan yang mendeteksi gelombang bawah air, indikator awal potensi tsunami.","BMKG menekankan pentingnya lembaga terpusat untuk memastikan respons publik yang koheren dan mencegah kebingungan dalam situasi darurat.","Setiap teknologi yang diintegrasikan ke InaTEWS harus lulus uji kelayakan dan memenuhi standar nasional untuk memastikan keandalan operasional dan akurasi data."]}]
play_circle

Video

[{"videoId":"nzEsRpNClZA","title":"Penelitian sebagai terobosan sains dan teknologi #penelitian #hibah #proposal #dosen #belajar","source":"Sekolah Proposal Penelitian"},{"videoId":"HXGiNTxhpOw","title":"Teknologi dan terobosan sains gila negeri tirai bambu","source":"SKA NET"}]
article

FAQ

[{"answer":"

Misi Solar Orbiter adalah sebuah proyek luar angkasa yang diluncurkan untuk mempelajari Matahari, khususnya untuk mengamati wilayah kutubnya yang sebelumnya belum pernah terlihat secara langsung. Misi ini bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang aktivitas Matahari, termasuk siklus magnetiknya dan pembentukan angin Matahari, yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan luar angkasa di sekitar Bumi.

","question":"Apa itu misi Solar Orbiter?"},{"answer":"

Misi Solar Orbiter diluncurkan pada tahun 2020. Misi ini merupakan kolaborasi antara dua badan antariksa besar dunia, yaitu European Space Agency (ESA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

","question":"Kapan dan oleh siapa misi Solar Orbiter diluncurkan?"},{"answer":"

Pada Maret 2025, Solar Orbiter berhasil mencapai pencapaian penting dengan mengambil gambar pertama kutub selatan Matahari. Pencapaian ini dimungkinkan berkat manuver bantuan gravitasi yang memanfaatkan planet Venus, yang memungkinkan pesawat ruang angkasa tersebut untuk mengubah orbitnya dan mengamati wilayah Matahari yang sebelumnya tidak dapat dijangkau.

","question":"Apa pencapaian penting Solar Orbiter pada Maret 2025?"},{"answer":"

Solar Orbiter dilengkapi dengan tiga instrumen utama yang bekerja sama untuk mengumpulkan data komprehensif tentang Matahari:

  • PHI (Polarimetric and Helioseismic Imager): Mengumpulkan data cahaya tampak.
  • EUI (Extreme Ultraviolet Imager): Mengumpulkan data radiasi ultraviolet.
  • SPICE (Spectral Imaging of the Coronal Environment): Mengumpulkan informasi tentang pergerakan material Matahari, termasuk mengukur pergerakan elemen seperti karbon dan oksigen untuk memahami pembentukan angin Matahari.
","question":"Instrumen utama apa saja yang digunakan Solar Orbiter dan apa yang diukurnya?"},{"answer":"

Data yang dikumpulkan oleh Solar Orbiter telah mengungkap beberapa penemuan penting, di antaranya:

  • Aktivitas magnetik di kutub selatan Matahari: Data menunjukkan adanya aktivitas magnetik yang signifikan di wilayah kutub.
  • Pembalikan magnetik Matahari: Penemuan ini mengkonfirmasi bahwa Matahari sedang mengalami pembalikan magnetik, sebuah fenomena yang terjadi secara berkala setiap 11 tahun.
  • Pemahaman tentang angin Matahari: Melalui pengukuran pergerakan elemen, ilmuwan mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana angin Matahari terbentuk.

Penemuan-penemuan ini menandai era baru dalam ilmu pengetahuan tentang Matahari, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika bintang kita.

","question":"Penemuan penting apa yang telah diungkap oleh data Solar Orbiter?"},{"answer":"

Misi Solar Orbiter menelan biaya sekitar $1,3 miliar. Misi ini diharapkan akan terus beroperasi hingga tahun 2030, dengan para ilmuwan berharap mendapatkan data yang lebih rinci pada Oktober 2025. Solar Orbiter juga akan terus mengubah orbitnya hingga 2029 untuk pengamatan yang lebih optimal.

","question":"Sampai kapan misi Solar Orbiter diharapkan beroperasi dan berapa biayanya?"},{"answer":"

Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunami nasionalnya dengan memanfaatkan teknologi kabel serat optik bawah laut. Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi aktivitas seismik, terutama di zona megathrust yang rentan terhadap gempa bumi dan potensi tsunami. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi peringatan dini tsunami.

","question":"Bagaimana Indonesia memperkuat sistem peringatan dini tsunaminya?"},{"answer":"

Inisiatif penguatan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia merupakan hasil kolaborasi antara beberapa pihak penting:

  • Universitas Gadjah Mada (UGM): Berkontribusi dalam aspek penelitian dan pengembangan.
  • Telkom Indonesia: Menyediakan infrastruktur kabel serat optik.
  • Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG): Bertanggung jawab atas integrasi teknologi baru ini ke dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) dan operasionalnya.
","question":"Siapa saja pihak yang berkolaborasi dalam pengembangan sistem peringatan dini tsunami ini?"},{"answer":"

Kabel serat optik, yang biasanya digunakan untuk komunikasi, juga dapat berfungsi sebagai sensor tekanan. Kemampuan ini memungkinkan kabel untuk mendeteksi aktivitas gelombang bawah air yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik atau gempa bumi. Deteksi gelombang bawah air ini merupakan indikator awal yang krusial untuk potensi tsunami, sehingga memberikan waktu yang lebih cepat untuk mengeluarkan peringatan.

","question":"Bagaimana teknologi kabel serat optik bawah laut dapat mendeteksi potensi tsunami?"},{"answer":"

BMKG menekankan pentingnya lembaga terpusat untuk memastikan respons publik yang koheren dan mencegah kebingungan dalam situasi darurat tsunami. Dengan adanya satu lembaga yang bertanggung jawab penuh, informasi peringatan dapat disalurkan secara jelas dan terkoordinasi, sehingga masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat dengan cepat. Selain itu, BMKG juga memastikan bahwa setiap teknologi baru yang diintegrasikan ke dalam InaTEWS harus lulus uji kelayakan dan memenuhi standar nasional untuk menjamin keandalan operasional dan akurasi data.

","question":"Mengapa BMKG menekankan pentingnya lembaga terpusat dalam sistem peringatan dini tsunami?"}]

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang