Prabowo Gencarkan Diplomasi Global, Perkuat Hubungan Indonesia dengan Berbagai Negara

Fokus utama kegiatan diplomasi internasional Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini adalah untuk memperkuat hubungan bilateral dengan berbagai negara, meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, dan menunjukkan peran serta posisi Indonesia dalam isu-isu global. Hal ini tercermin dari serangkaian kunjungan kenegaraan dan pertemuan penting yang dilakukannya, seperti ke Singapura, Rusia, dan Ceko, serta undangan dari Iran dan komunikasi dengan Amerika Serikat.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura berlangsung selama dua hari dan selesai pada 16 Juni 2025. Agenda penting selama kunjungan tersebut meliputi:

• Menghadiri upacara penyambutan kenegaraan.
• Bertemu dengan Perdana Menteri Lawrence Wong dalam acara Leaders’ Retreat 2025, yang dianggap sebagai tonggak penting dalam hubungan bilateral Indonesia-Singapura.
• Memberikan nama anggrek hasil persilangan \"Paraphalanthe Dora Sigar Soemitro” sebagai penghormatan kepada ibundanya.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia dilakukan setelah menyelesaikan kunjungan di Singapura, yaitu setelah 16 Juni 2025. Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk memperkuat kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Rusia. Selama di Rusia, Presiden Prabowo akan memenuhi undangan Presiden Vladimir Putin dan menjadi pembicara utama di St Petersburg International Economic Forum 2025. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyatakan bahwa kunjungan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia semakin dipandang di mata dunia di tengah tantangan global.

Pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala berlangsung di Praha, Ceko, pada Selasa (17/6). Pertemuan ini terjadi di sela-sela agenda lawatan Presiden Prabowo ke Rusia. Perdana Menteri Petr Fiala secara khusus meluangkan waktu untuk bertemu Presiden Prabowo meskipun bukan kunjungan resmi, dan ia juga mengenang kunjungannya ke Indonesia dua tahun sebelumnya. Presiden Prabowo menyambut baik pernyataan PM Fiala dan mengharapkan hubungan Indonesia dan Ceko semakin erat. Pertemuan ini juga dianggap sebagai momen strategis untuk meningkatkan peluang kemitraan antara kedua negara.

Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyampaikan undangan resmi kepada Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Iran. Tujuan undangan ini adalah untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Iran. Boroujerdi menilai Presiden Prabowo aktif dalam diplomasi luar negeri dan percaya bahwa kunjungan ini akan mempererat hubungan antarnegara. Sebelumnya, Presiden Prabowo telah mengecam serangan Israel ke Iran dan menyerukan de-eskalasi konflik serta penyelesaian melalui diplomasi atau hukum internasional, yang merupakan konsisten dengan sikap Pemerintah Indonesia dalam setiap konflik internasional.

Percakapan telepon antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump berlangsung pada Kamis (12/6) selama sekitar 15 menit. Topik pembicaraan mencakup kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta isu-isu terkait perdamaian global. Dalam percakapan tersebut, Presiden Prabowo mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya kembali sebagai Presiden AS, dan Trump memberikan selamat kepada Prabowo sebagai Presiden RI ke-8. Istana Kepresidenan mengungkapkan bahwa pembicaraan ini menunjukkan sinyal positif untuk hubungan kedua negara.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia masih menegosiasikan tarif resiprokal yang sebelumnya diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Indonesia telah mengirimkan tim negosiasi untuk membahas tarif impor resiprokal sebesar 32 persen. Pemerintah Indonesia juga telah menawarkan sesuatu di sektor perdagangan, dan kedua belah pihak sedang mempelajari tawaran tersebut. Prasetyo Hadi menekankan pentingnya optimisme dalam negosiasi ini, sejalan dengan sinyal positif yang muncul dari percakapan telepon antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump.

Kegiatan diplomasi Presiden Prabowo Subianto menunjukkan bahwa Indonesia semakin dipandang di mata dunia. Hal ini terlihat dari berbagai indikator:

• Adanya undangan resmi dari Iran untuk kunjungan kenegaraan, menunjukkan pengakuan terhadap peran Indonesia.
• Kunjungan penting ke Singapura yang dianggap sebagai tonggak hubungan bilateral, menegaskan eratnya kemitraan.
• Undangan dari Presiden Vladimir Putin untuk menjadi pembicara utama di forum ekonomi internasional di Rusia, yang menegaskan pengakuan dunia terhadap Indonesia sebagai pemain penting.
• Pertemuan khusus dengan PM Ceko di sela-sela agenda padat, menunjukkan fleksibilitas dan keinginan negara lain untuk berinteraksi.
• Percakapan telepon langsung dengan Presiden Donald Trump yang membahas kerja sama bilateral dan perdamaian global, serta negosiasi tarif, mengindikasikan posisi strategis Indonesia dalam hubungan internasional.

Semua ini mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki peran yang signifikan dan diakui dalam kancah diplomasi dan kerja sama internasional, serta mampu menghadapi tantangan global.