DPR Akan Panggil Fadli Zon Buntut Polemik Pemerkosaan Massal Mei 1998

DPR akan panggil Fadli Zon terkait polemik pemerkosaan massal Mei 1998. Diskusikan kritik, bukti TGPF dan penulisan ulang sejarah yang kontroversial.

article

Metrics

{"image":"https://pict.sindonews.net/webp/480/pena/news/2025/06/16/12/1580743/dpr-akan-panggil-fadli-zon-buntut-sebut-tak-ada-pemerkosaan-massal-mei-98-mxc.webp","trendingStart":"2025-06-18T06:00:01.490Z","trendingEnd":"2025-06-18T06:00:01.483Z","updatedAt":"2025-06-18T06:04:17.543Z","articleCount":8}
article

Overview

Pernyataan Fadli Zon soal tragedi 1998 menuai kritik keras karena dianggap menyangkal kekerasan seksual. Berbagai pihak, termasuk mantan anggota TGPF dan Komnas HAM, membantah klaim Fadli. Komisi X DPR RI berencana memanggil Fadli untuk membahas pernyataannya dan proyek penulisan ulang sejarah yang kontroversial, yang dinilai berpotensi menghilangkan catatan pelanggaran HAM.

article

Fakta

[{"color":"red","headerTitle":"🗣️ Pernyataan Kontroversial Menteri Kebudayaan","points":["Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan tragedi pemerkosaan massal 1998 tidak terbukti dan hanya rumor dalam wawancara di kanal YouTube IDN Times.","Ia menekankan bahwa sejarah harus berdasarkan fakta hukum dan bukti yang teruji, serta menyebut laporan TGPF tidak memiliki data pendukung solid.","Fadli menyayangkan penggunaan kata \"massal\" pada kekerasan seksual Mei 1998, mengklaim TGPF belum menyebut pola sistematis yang mengarah pada kategori massal secara hukum internasional."]},{"color":"yellow","headerTitle":"⚡ Kritik Keras dari Berbagai Pihak","points":["Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid menyatakan pernyataan Fadli sebagai bentuk penyangkalan ganda.","Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas menilai pernyataan tersebut sebagai manipulasi dan pengaburan sejarah, serta pelecehan terhadap upaya pengungkapan kebenaran.","Mantan Ketua TGPF Mei 1998, Marzuki Darusman, mengkritik Fadli sebagai menyesatkan dan tidak adil bagi korban, menegaskan laporan TGPF telah diakui oleh B.J Habibie dan Komnas HAM.","Politikus PKB Lalu Hadrian mengecam pernyataan Fadli yang dianggap merendahkan martabat korban dan menghambat pemulihan nama baik mereka.","Sejarawan Andi Achdian menilai pernyataan Fadli sebagai upaya \"whitewashing\" atau pemutihan kejahatan untuk mendelegitimasi ingatan kolektif bangsa."]},{"color":"blue","headerTitle":"🏛️ Tanggapan Pemerintah dan Parlemen","points":["Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi meminta semua pihak tidak terburu-buru mengambil kesimpulan dan memberikan waktu bagi tim sejarawan untuk bekerja.","Komisi X DPR RI berencana memanggil Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam rapat kerja terdekat untuk membahas klaimnya dan polemik proyek penulisan ulang sejarah RI.","Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian, menegaskan DPR berkomitmen untuk mengawal Kementerian Kebudayaan yang tengah melakukan penulisan revisi sejarah Indonesia."]}]
play_circle

Video

[{"videoId":"b2_iA65dfJ4","title":"Pernyataannya Soal Pemerkosaan Mei 1998 Tuai Kritik, Begini Tanggapan Fadli Zon","source":"KOMPASTV"},{"videoId":"3z3ntrtGHAM","title":"Polemik Pemerkosaan 1998, Bambang Pacul Ingatkan Fadli Zon Menilik Kembali Faktanya","source":"KOMPASTV"}]
article

FAQ

[{"answer":"

Inti polemik ini adalah pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam wawancara di kanal YouTube IDN Times yang menyebut tragedi pemerkosaan massal 1998 tidak terbukti dan hanya rumor. Pernyataan ini menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk aktivis HAM, mantan pejabat, politikus, dan sejarawan, yang menganggapnya sebagai bentuk penyangkalan dan manipulasi sejarah.

","question":"Apa inti polemik terkait pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengenai tragedi Mei 1998?"},{"answer":"

Fadli Zon menyatakan bahwa sejarah harus berdasarkan fakta hukum dan bukti yang teruji. Ia menyebut laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tidak memiliki data pendukung yang solid seperti nama, waktu, peristiwa, tempat kejadian, atau pelaku. Selain itu, ia menyayangkan penggunaan kata \"massal\" pada kekerasan seksual Mei 1998, mengklaim TGPF mencatat adanya kekerasan seksual tetapi belum menyebut pola sistematis yang mengarah pada kategori massal secara hukum internasional.

","question":"Apa alasan Fadli Zon menyatakan bahwa pemerkosaan massal 1998 tidak terbukti?"},{"answer":"

Mantan Ketua TGPF Mei 1998, Marzuki Darusman, mengkritik pernyataan Fadli Zon sebagai menyesatkan dan tidak adil bagi korban pemerkosaan massal. Marzuki menegaskan bahwa laporan TGPF telah diakui oleh Presiden B.J. Habibie dan Komnas HAM, yang membuktikan pemerkosaan massal benar terjadi. Ia juga meminta Fadli untuk mencari bukti di pemerintah dan mengklarifikasi pernyataannya.

","question":"Bagaimana tanggapan mantan Ketua TGPF Mei 1998, Marzuki Darusman, terhadap pernyataan Fadli Zon?"},{"answer":"

Berbagai pihak melayangkan kritik tajam terhadap pernyataan Fadli Zon:

  • Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid: Menyatakan pernyataan Fadli adalah bentuk penyangkalan ganda.
  • Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas: Menilai pernyataan tersebut sebagai manipulasi dan pengaburan sejarah, serta pelecehan terhadap upaya pengungkapan kebenaran atas tragedi kemanusiaan, khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam peristiwa Mei 1998.
  • Politikus PKB Lalu Hadrian: Mengecam pernyataan Fadli yang dianggap merendahkan martabat korban dan menghambat pemulihan nama baik mereka, menegaskan bahwa kekerasan seksual tersebut adalah tragedi kemanusiaan yang nyata sesuai laporan Komnas Perempuan.
  • Sejarawan Andi Achdian: Menilai pernyataan Fadli sebagai upaya \"whitewashing\" atau pemutihan kejahatan untuk mendelegitimasi ingatan kolektif bangsa.
  • Sosiolog Ariel Heryanto: Berpandangan bahwa penyangkalan ini mengaburkan sorotan utama terhadap peristiwa dan tanggung jawab negara.
  • Andreas Hugo Pareira dari PDIP: Mengkritik Fadli bahwa manipulasi sejarah sama saja dengan membohongi bangsa.
","question":"Siapa saja pihak yang mengkritik pernyataan Fadli Zon dan apa poin kritik utama mereka?"},{"answer":"

Polemik ini sangat berkaitan dengan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang sedang digarap pemerintah. Kritikus, seperti Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas dan politikus Lalu Hadrian, khawatir pernyataan Fadli Zon adalah bagian dari upaya \"pemutihan\" sejarah atau manipulasi narasi resmi. Proyek penulisan ulang sejarah ini sendiri sebelumnya telah menuai sorotan karena diduga menghilangkan sejumlah babak terkait pelanggaran HAM berat. Kritikus mendesak penghentian proyek tersebut dan menuntut negara menjamin pemulihan serta keadilan bagi korban, menjadikan sejarah kekerasan Mei 1998 sebagai bagian dari ingatan kolektif bangsa.

","question":"Bagaimana kaitan polemik ini dengan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia?"},{"answer":"

Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi meminta semua pihak untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan terkait polemik ini. Ia juga meminta agar diberikan waktu bagi tim sejarawan untuk bekerja dalam proyek penulisan ulang sejarah Indonesia.

","question":"Apa respons dari Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi terkait polemik ini?"},{"answer":"

Komisi X DPR RI berencana memanggil Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam rapat kerja terdekat setelah masa reses anggota dewan pada akhir Juni. Pemanggilan ini akan membahas klaim Fadli yang menyangkal kasus pemerkosaan massal selama kerusuhan Mei 1998 dan polemik proyek penulisan ulang sejarah RI yang sebelumnya menuai sorotan karena menghilangkan sejumlah babak terkait pelanggaran HAM berat. Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian, menegaskan DPR berkomitmen untuk mengawal Kementerian Kebudayaan yang tengah melakukan penulisan revisi sejarah Indonesia.

","question":"Apa tindakan yang akan diambil oleh Komisi X DPR RI terkait polemik pernyataan Fadli Zon?"},{"answer":"

Akurasi penulisan sejarah, khususnya peristiwa Mei 1998, dianggap sangat penting oleh berbagai pihak karena beberapa alasan:

  • Keadilan bagi Korban: Pernyataan yang menyangkal atau mengaburkan fakta dianggap merendahkan martabat korban dan menghambat upaya pemulihan serta keadilan bagi mereka.
  • Ingatan Kolektif Bangsa: Sejarah kekerasan Mei 1998 harus menjadi bagian dari ingatan kolektif bangsa agar peristiwa serupa tidak terulang.
  • Pelajaran Berharga: Penulisan sejarah yang faktual dan objektif berfungsi sebagai pelajaran bagi generasi mendatang, sesuai pesan \"Jasmerah\" Bung Karno dan \"Forgive but not forget\" Nelson Mandela.
  • Tanggung Jawab Negara: Penyangkalan dapat mengaburkan sorotan utama terhadap peristiwa dan tanggung jawab negara dalam menjamin kebenaran dan keadilan.
  • Mencegah Manipulasi: Sejarawan dan aktivis khawatir sejarah resmi yang ditulis negara kerap menjadi alat \"pembersihan\" kesalahan penguasa, sehingga penulisan sejarah harus melibatkan partisipasi publik dan bersifat adil.
","question":"Mengapa akurasi penulisan sejarah, khususnya peristiwa Mei 1998, dianggap sangat penting oleh berbagai pihak?"}]

Sumber Artikel

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang