Konflik terbaru antara Israel dan Iran telah memicu gejolak di pasar global, terutama terkait harga minyak mentah dan stabilitas pasokan energi. Eskalasi ini juga memberikan tekanan pada pasar keuangan Indonesia, meskipun beberapa analisis menunjukkan adanya ketahanan. Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia terus memantau perkembangan situasi dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Dampak Eskalasi Konflik pada Pasar Global
- Kenaikan Harga Minyak Mentah
- Harga minyak mentah dunia melonjak pada Senin, 16 Juni 2025, akibat meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
- Minyak mentah Brent naik 1,5% menjadi 75,35 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 1,5% menjadi 74,08 dolar AS per barel.
- Sebelumnya, harga minyak mentah Brent juga dilaporkan sempat naik lebih dari 7% menjadi 74,65 dolar AS per barel menyusul serangan militer Israel ke Iran.
- Kekhawatiran Gangguan Pasokan Global
- Konflik ini memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan ekspor minyak dari kawasan Timur Tengah.
- Terdapat kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas dan mengganggu jalur pelayaran strategis di Selat Hormuz, yang dilalui sekitar seperlima dari konsumsi minyak global, jika Iran memutuskan untuk menutup selat tersebut.
- Pasar juga mencermati potensi gangguan terhadap produksi minyak Iran akibat kemungkinan serangan Israel yang menargetkan fasilitas energi.
- Kapasitas cadangan produksi dari OPEC dan sekutunya (OPEC+) dinilai terbatas untuk menutupi gangguan pasokan yang signifikan dari Iran.
- Analis memperingatkan bahwa aksi ambil untung dapat terjadi jika kekhawatiran pasar dinilai berlebihan.
Pengaruh terhadap Pasar Keuangan Indonesia
- Respons Pasar Domestik
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025, sebesar 0,68 persen atau 48,48 poin ke level 7.117,59, dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik.
- Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai bahwa konflik Israel-Iran sejauh ini berdampak terbatas hingga moderat pada pasar keuangan Indonesia.
- Pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi bersifat moderat dan tekanan pada pasar obligasi pemerintah juga relatif terkontrol, menunjukkan ketahanan pasar yang baik.
- Ketahanan ini didukung oleh ekspektasi inflasi dan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan tetap terkendali pada tahun 2025.
- Potensi Risiko Eskalasi
- Risiko eskalasi konflik yang lebih luas, yang berpotensi mengganggu produksi dan distribusi energi global, termasuk potensi blokade Selat Hormuz, dapat memperluas dampak negatif ke pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
- Hal tersebut dapat memicu kenaikan inflasi lebih lanjut dan memperlambat laju pemulihan ekonomi nasional.
Respons dan Strategi Mitigasi Indonesia
- Ketahanan Sektor Energi Nasional
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa produksi minyak domestik Indonesia telah melampaui ekspektasi dan dapat melindungi negara dari guncangan eksternal.
- Lifting minyak Indonesia dilaporkan mencapai 610.000 barel per hari (bpd) pada bulan Juni, melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 605.000 bpd.
- Langkah Kebijakan dan Diplomasi
- Kementerian Luar Negeri Indonesia telah mengutuk serangan Israel dan memperingatkan potensi eskalasi ketegangan lebih lanjut di Timur Tengah, serta menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan sengketa secara damai.
- Kedutaan Besar Iran di Jakarta mengecam serangan Israel dan menuntut tindakan kolektif dari negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
- Josua Pardede mendorong Bank Indonesia untuk terus menjaga stabilitas pasar valuta asing dan pasar obligasi.
- Terdapat kebutuhan akan fleksibilitas kebijakan moneter, dengan peluang pemangkasan suku bunga acuan pada paruh kedua tahun 2025 jika kondisi memungkinkan.
- Pemerintah juga perlu melanjutkan langkah-langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada volatilitas harga minyak global.
Faktor Eksternal Lainnya yang Mempengaruhi Pasar
- Perhatian pada Data Ekonomi Tiongkok
- Selain tensi geopolitik, pasar juga mencermati rilis data ekonomi dari Tiongkok.
- Data menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan ritel di Tiongkok melampaui proyeksi sebelumnya.
- Menurut Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas, pasar sedang memantau secara saksama perkembangan dinamika geopolitik global serta data-data ekonomi penting dari Tiongkok.