Huawei dilaporkan bersiap meluncurkan ponsel lipat tiga generasi terbarunya, Mate XT2, di tengah pengetatan peraturan ekspor teknologi dari Taiwan yang berdampak pada perusahaan teknologi Tiongkok, termasuk Huawei. Kebijakan baru Taiwan ini berpotensi memengaruhi akses Huawei terhadap komponen krusial.
Peluncuran dan Spesifikasi Huawei Mate XT2
Huawei dikabarkan akan segera merilis ponsel lipat tiga generasi kedua, Mate XT2, dengan detail sebagai berikut:
- Jadwal Peluncuran
- Diperkirakan meluncur pada paruh kedua tahun 2025.
- Akan diluncurkan bersamaan dengan ponsel lipat Huawei Mate X7.
- Penamaan Model
- Pasar Tiongkok: Huawei Mate XT2 Extraordinary Master.
- Pasar Global: Kemungkinan bernama Mate XT2 Ultimate Design.
- Spesifikasi Utama (Bocoran)
- Chipset: Kirin 9020hh dengan konfigurasi CPU 1+3+4 dan GPU Maleoon 920.
- Layar: Diperkirakan mempertahankan desain layar 10,2 inci.
- Baterai: Peningkatan kapasitas dan pengisian daya lebih cepat dari generasi pertama (Mate XT: 5.600 mAh, fast charging 66 watt).
Informasi ini berdasarkan bocoran yang beredar dan dapat berubah hingga pengumuman resmi dari Huawei.
Pengetatan Aturan Ekspor Teknologi Taiwan
Taiwan telah memperketat peraturan ekspor teknologinya, yang berdampak signifikan pada perusahaan teknologi Tiongkok:
- Entitas yang Dikendalikan
- Huawei Technologies dan Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) secara resmi dimasukkan ke dalam daftar entitas yang dikendalikan oleh Kementerian Perdagangan Taiwan.
- Daftar ini mencakup "komoditas teknologi tinggi strategis".
- Persyaratan Ekspor Baru
- Perusahaan Taiwan harus memperoleh izin ekspor khusus sebelum melakukan penjualan dengan Huawei dan SMIC.
- Potensi Dampak
- Menghambat Huawei dan SMIC dalam memperoleh teknologi Taiwan yang penting, komponen, dan mesin khusus untuk produksi chip AI canggih.
- Mempererat gesekan perdagangan dan teknologi antara Taipei, Beijing, dan Washington.
- Cakupan Lebih Luas
- Kontrol yang diperketat juga berlaku untuk entitas dari negara lain seperti Iran, Myanmar, Pakistan, dan Rusia.
Langkah ini menunjukkan upaya Taiwan untuk mengendalikan aliran teknologi canggih di tengah dinamika geopolitik saat ini.