Meta, di bawah kepemimpinan CEO Mark Zuckerberg, menunjukkan ambisi besar dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dengan fokus mencapai Kecerdasan Umum Buatan (AGI) dan bahkan superintelligence. Upaya ini didukung oleh investasi miliaran dolar, pembentukan tim riset khusus, kemitraan strategis, serta peluncuran model AI inovatif seperti V-JEPA 2 untuk mengakselerasi kemajuan di bidang ini.
Kepemimpinan dan Ambisi AGI Meta
Mark Zuckerberg secara aktif memimpin upaya Meta untuk mencapai terobosan dalam Kecerdasan Umum Buatan (AGI), sebuah bentuk AI yang setara atau melampaui kemampuan kognitif manusia.
- CEO Meta, Mark Zuckerberg, secara pribadi mengawasi pembentukan unit khusus yang berfokus pada penelitian AGI.
- Meta berencana merekrut sekitar 50 peneliti kelas atas dan telah menunjuk kepala penelitian AI baru untuk memimpin inisiatif AGI.
- Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam strategi AI Meta, dengan fokus pada pengembangan AI yang mampu menyaingi atau melampaui kemampuan manusia.
Investasi Besar dan Kemitraan Strategis
Untuk mendukung ambisinya, Meta mengalokasikan dana signifikan dan menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi terkemuka.
- Meta dilaporkan akan mengumumkan investasi sebesar $15 miliar untuk mencapai "superintelligence" terkomputerisasi, termasuk pembelian 49% saham di Scale AI, perusahaan pelabelan data terkemuka.
- Investasi ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan dari kompetitor seperti OpenAI dan Google, terutama setelah investasi besar Meta di Metaverse belum membuahkan hasil yang diharapkan.
- Meta juga bermitra dengan perusahaan teknologi pertahanan Anduril Industries untuk mengembangkan peralatan "mixed reality" canggih guna meningkatkan kesadaran situasional tentara.
- Scale AI, perusahaan yang diinvestasikan Meta, juga terlibat dalam proyek Departemen Pertahanan AS bernama ThunderForge untuk menerapkan AI pada perencanaan dan operasi militer.
Pengembangan Model Dunia V-JEPA 2
Meta memperkenalkan V-JEPA 2, sebuah model AI open-source inovatif yang dirancang untuk membantu AI memahami dan berinteraksi dengan dunia nyata secara lebih intuitif.
- V-JEPA 2 adalah "model dunia" yang 30 kali lebih cepat dari model Nvidia Cosmos, dirancang untuk membantu AI belajar, merencanakan, dan membuat keputusan seperti manusia dengan membangun simulasi internal realitas.
- Model ini mampu memprediksi kejadian fisik, seperti bola jatuh karena gravitasi atau objek yang hilang dari pandangan tetap ada.
- Kemampuan V-JEPA 2 dalam bernalar dan membangun simulasi realitas memungkinkan robot mempelajari tugas dengan lebih sedikit data empiris dan memprediksi konsekuensi tindakan, sehingga mengurangi biaya pengembangan.
- Menurut Yann LeCun dari Meta, model dunia adalah representasi digital abstrak dari realitas yang membantu AI memahami dunia.
Konteks Industri dan Pandangan ke Depan
Langkah ambisius Meta dalam pengembangan AI canggih terjadi di tengah lanskap kompetitif dan memicu diskusi tentang masa depan teknologi ini.
- Pengembangan model dunia juga dilakukan oleh pihak lain, seperti Fei-Fei Li yang mengembangkan "model dunia besar" dan DeepMind Google dengan model serupa bernama Genie.
- Inisiatif Meta ini memicu seruan agar pemerintah Eropa meluncurkan penelitian AI yang lebih transparan dan dapat dipercaya publik, serupa dengan model kolaboratif CERN.
- Meskipun AI telah mencapai kemajuan yang mengesankan, para ahli menekankan bahwa Artificial General Intelligence (AGI) dan superintelligence sejati masih jauh dari kenyataan saat ini.