Pada awal Juni 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, dipengaruhi oleh berbagai sentimen baik dari pasar global maupun domestik. Investor menghadapi kondisi pasar yang dinamis dengan tekanan dan peluang yang silih berganti, mencerminkan perjuangan pasar modal Indonesia di tengah berbagai dinamika ekonomi.
Pergerakan IHSG Awal Juni 2025
Berikut adalah rangkuman pergerakan harian IHSG selama periode awal Juni 2025:
-
Selasa, 3 Juni 2025
- IHSG ditutup melemah 0,29% ke level 7.044.
- Sempat menguat di awal perdagangan, kemudian tertekan aksi jual hingga menyentuh level terendah 6.994,16.
- Nilai transaksi mencapai Rp12,84 triliun dari 22,61 miliar saham yang diperdagangkan.
- Sebanyak 281 saham menguat, 360 saham melemah, dan 319 saham stagnan.
- Indeks LQ45, IDX30, JII, dan MNC36 juga mengalami perubahan.
- Sektor yang menjadi pemberat indeks antara lain industri, keuangan, dan teknologi.
- Sektor yang mengalami pertumbuhan meliputi kesehatan, transportasi, dan energi.
-
Rabu, 4 Juni 2025
- Sesi I: IHSG menguat 0,47% ke level 7.077,59, diperdagangkan di rentang 7.060 - 7.094. Nilai transaksi mencapai Rp8,01 triliun dari 13,37 miliar lembar saham. Indeks LQ45, JII, dan MNC36 juga berada di zona hijau. Saham top gainers LQ45 antara lain MBMA (+12,71%), ANTM (+6,25%), dan INKP (+5,80%), sementara BRIS (-2,52%), AKRA (-2,37%), dan AMRT (-1,91%) menjadi top losers.
- Penutupan: IHSG ditutup menguat 0,34% (naik 24,22 poin) ke level 7.069. Nilai transaksi mencapai Rp15,3 triliun dari 24,1 miliar saham. Sebanyak 336 saham menguat, 310 saham melemah, dan 314 saham stagnan. Indeks LQ45 naik 0,22%, JII naik 2,15%, sementara IDX30 dan MNC36 melemah. Sektor yang menguat meliputi energi, konsumer non-siklikal, konsumer siklikal, infrastruktur, properti, bahan baku, transportasi, teknologi, dan kesehatan.
-
Rabu, 11 Juni 2025
- IHSG ditutup pada level 7.222, melemah 0,11% atau 8,28 poin.
- Investor melakukan transaksi sebesar Rp18,31 triliun dengan 31,44 miliar saham diperdagangkan.
- Sebanyak 336 saham menguat, 256 terkoreksi, dan 214 stagnan.
- Tiga dari 11 indeks sektoral melemah, dipimpin sektor keuangan yang minus 0,67 persen.
- Bursa saham Asia dominan menguat (Hang Seng Composite +0,84%, Shanghai Composite +0,52%, Nikkei 225 +0,55%), sementara bursa Eropa dan Amerika juga mayoritas menguat.
-
Kamis, 12 Juni 2025
- IHSG ditutup melemah 0,25% ke level 7.204.
- Investor bertransaksi sebesar Rp13,57 triliun dengan 29,46 miliar saham diperdagangkan.
- Sebanyak 272 saham menguat, 311 terkoreksi, dan 223 stagnan.
- Tujuh dari 11 indeks sektoral melemah, dipimpin sektor barang baku. Sektor transportasi memimpin penguatan.
- Bursa saham Asia didominasi zona merah (Hang Seng Composite, Nikkei 225, Straits Times melemah; Shanghai Composite menguat). Bursa Eropa bervariasi (DAX melemah, FTSE 100 menguat). Bursa Amerika mayoritas melemah (S&P 500 dan NASDAQ Composite turun, Dow Jones stagnan).
-
Jumat, 13 Juni 2025
- Pembukaan: IHSG dibuka melemah 0,39% (28,19 poin) ke posisi 7.176,18, mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. Indeks LQ45 juga turun 0,52% (4,23 poin) ke posisi 803,65.
- Sesi I: IHSG ditutup melemah 0,64% (42,25 poin) ke level 7.158. Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 17 miliar saham dengan nilai transaksi Rp7,69 triliun dalam 837.704 kali transaksi. Sebanyak 347 saham mengalami penurunan harga, 244 saham naik, dan 210 saham stagnan. Sektor teknologi mengalami penurunan terbesar (-1,54%), sementara sektor bahan baku naik (+0,90%). Top gainers: PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI). Top losers: PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA), PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI), dan PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK). Saham paling aktif diperdagangkan: PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi IHSG
Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari luar maupun dalam negeri:
-
Faktor Eksternal
- Kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok dan perkembangan kebijakannya.
- Data Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat.
- Ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
- Ekspektasi penurunan suku bunga global.
- Data ekonomi AS yang relatif stabil atau tidak terlalu buruk.
- Pergerakan bursa saham regional Asia dan global (Eropa, Amerika).
-
Faktor Domestik
- Survei Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan kecenderungan masyarakat mengurangi konsumsi dan lebih mengutamakan tabungan.
- Kondisi ekonomi dalam negeri yang dinilai masih penuh tantangan, meliputi:
- Penyusutan neraca perdagangan.
- Potensi kontraksi ekonomi pada kuartal II.
- Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,75%.
Prospek dan Tantangan IHSG ke Depan (Menurut Mirae Asset Sekuritas)
Analisis dari Mirae Asset Sekuritas memberikan pandangan mengenai prospek IHSG:
-
Posisi IHSG dan Potensi Rekor
- IHSG diperkirakan masih bertahan di atas level 7.200 pada pertengahan tahun 2025.
- Mirae Asset Sekuritas bersikap konservatif terkait potensi IHSG untuk menembus rekor tertinggi di level 7.438.
-
Pendorong Utama Penguatan IHSG
- Penguatan IHSG saat ini lebih didorong oleh faktor-faktor eksternal, seperti ekspektasi penurunan suku bunga global dan data ekonomi AS yang tidak terlalu buruk, dibandingkan fundamental ekonomi dalam negeri.
-
Prospek Pemulihan
- Peluang pemulihan IHSG dinilai lebih terbuka pada tahun 2026, seiring dengan adanya pemerintahan baru dan arah kebijakan fiskal yang lebih jelas.
- Rebound IHSG yang lebih solid diperkirakan akan terjadi jika ada respons positif dari pemerintahan baru terhadap stabilitas ekonomi dan implementasi reformasi kebijakan.