Dampak Negosiasi Tarif AS-China terhadap Ekonomi Global

Dampak negosiasi tarif AS-China terhadap ekonomi global sangat signifikan. Temukan analisis mendalam, data terbaru, dan tren pasar yang relevan di sini.

letter

Metrics

{"image":"https://dam.mediacorp.sg/image/upload/s--AqEQkT_t--/c_fill,g_auto,h_468,w_830/f_auto,q_auto/v1/mediacorp/cnabahasa/images/2025-05/asean_trump_xi.jpg?itok=cl00U9g6","trendingStart":"2025-05-22T06:14:37.468Z","trendingEnd":"2025-05-22T14:05:49.322Z","updatedAt":"2025-06-10T02:14:18.008Z","articleCount":34}
letter

Berita

Negosiasi tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok memiliki dampak signifikan terhadap metrik ekonomi global. Perkembangan dalam negosiasi ini memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi, arus modal, dan pasar keuangan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dampak Global Kesepakatan Tarif AS-Tiongkok

Kesepakatan sementara dan negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok membawa perubahan pada lanskap ekonomi global:

  • Meredanya Ketidakpastian Global
    • Kesepakatan sementara AS-Tiongkok untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari (mulai 14 Mei 2025, menurut salah satu sumber) sedikit meredakan ketidakpastian ekonomi global. Informasi dari sumber berita terbaru mengkonfirmasi bahwa kesepakatan sementara untuk menunda tarif impor selama 90 hari telah disepakati di Jenewa pada 12 Mei, yang juga berkontribusi pada meredanya ketegangan.
    • Adanya indikasi penurunan tensi ekonomi global karena deeskalasi perang dagang, terutama setelah AS mencapai kesepakatan dagang dengan Inggris dan Tiongkok, di mana AS menurunkan tarif impor barang dari Tiongkok, dan Tiongkok melakukan hal serupa terhadap barang impor dari AS.
    • Pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok secara resmi memulai negosiasi tarif perdagangan di London pada Senin, 9 Juni 2025. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada 5 Juni 2025.
    • Negosiasi tarif impor antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok berlanjut ke hari kedua di London, Inggris, dengan kedua negara masih berusaha mencari titik tengah untuk meredakan perang dagang.
    • Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, sementara delegasi Tiongkok dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.
    • Pertemuan di London ini bertujuan untuk membahas kemungkinan penerapan kembali Kesepakatan Jenewa yang berfokus pada penurunan tarif proteksi perdagangan dan merupakan kelanjutan dari kesepakatan penangguhan tarif selama 90 hari yang disepakati sebelumnya di Swiss (Jenewa).
    • Percakapan telepon selama satu jam antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping baru-baru ini menghasilkan kesepakatan positif terkait transaksi dagang kedua negara, yang diharapkan membawa angin segar bagi hubungan dagang keduanya. Presiden Trump mengungkapkan bahwa hubungan antara AS dan Tiongkok saat ini sangat baik.
    • Dalam percakapan tersebut, Presiden Xi Jinping dilaporkan meminta pencabutan kebijakan Presiden Trump yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi global.
    • Pihak AS, termasuk Presiden Trump dan Penasihat Ekonomi Kevin Hassett, menyatakan optimisme terhadap hasil perundingan.
    • Selain isu tarif, agenda pembahasan berpotensi mencakup perdagangan fentanil ilegal, status Taiwan, dan keluhan AS mengenai model ekonomi Tiongkok.
    • Namun, ketidakpastian tetap tinggi karena negosiasi masih berlangsung, dan AS masih melanjutkan negosiasi dengan beberapa negara lain, termasuk Indonesia, serta memiliki target industri tertentu di bawah pemerintahan Presiden Trump.
    • Perang dagang yang telah berlangsung dilaporkan berdampak pada kepercayaan bisnis dan rumah tangga di AS, bahkan menyebabkan kontraksi produk domestik bruto pada kuartal pertama tahun berjalan.
  • Perbaikan Prospek Ekonomi Dunia
    • Prospek perekonomian dunia membaik, dengan proyeksi pertumbuhan dari 2,9% menjadi 3,0% (proyeksi April 2025 menurut Bank Indonesia).
  • Dampak pada Inflasi dan Suku Bunga AS
    • Penurunan tarif diperkirakan menurunkan proyeksi inflasi AS.
    • Mendorong ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed Funds Rate/FFR).
    • AS menggunakan kebijakan moneter seperti menahan suku bunga untuk meredam inflasi.
  • Strategi Ekonomi AS dan Tiongkok Menghadapi Perang Dagang
    • AS berfokus pada industri tertentu melalui investasi.
    • AS memperluas sanksi terhadap Tiongkok dengan memblokir laboratorium pengujian asal Tiongkok yang menjadi pintu masuk produk elektronik ke pasar AS. Keputusan ini diambil oleh Federal Communications Commission (FCC) yang melarang laboratorium Tiongkok yang dianggap berisiko terhadap keamanan nasional AS untuk menguji perangkat elektronik.
    • FCC AS juga membuka konsultasi publik mengenai larangan menyeluruh terhadap laboratorium di Tiongkok dan negara-negara yang dianggap musuh asing, serta mengusulkan kewajiban bagi entitas terkait Tiongkok untuk mengungkapkan lisensi dan otorisasi mereka dari FCC.
    • Tiongkok mengambil langkah dengan memangkas suku bunga dan *required reserved ratio* untuk memberikan stimulus ekonomi guna menghadapi dampak dari tarif AS.
    • Fokus penting dalam negosiasi di London adalah kendali Tiongkok atas mineral tanah jarang dan akses ke teknologi semikonduktor AS, di mana Tiongkok memiliki keunggulan strategis atas mineral tanah jarang yang dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar.
    • Pembicaraan yang dipimpin oleh pejabat tinggi kedua negara membahas berbagai isu, termasuk kelanjutan ekspor mineral tanah jarang dari Tiongkok ke AS.
    • Amerika Serikat berharap Tiongkok memenuhi komitmennya terkait pengiriman mineral tanah jarang dan melonggarkan kontrol ekspor terhadap komoditas tersebut. Pihak AS menekankan pentingnya kesepakatan yang serius dari Tiongkok terkait komitmen ini, terutama mengenai pelonggaran kontrol ekspor dan pelepasan logam tanah jarang dalam jumlah besar, meskipun Presiden Trump menyatakan hubungan kedua negara baik-baik saja.
    • AS berupaya memulihkan aliran pasokan mineral tanah jarang dari Tiongkok ke tingkat sebelum perang dagang, di mana pengiriman saat ini dianggap lambat dan menimbulkan frustrasi bagi pihak AS.
    • Di sisi lain, Tiongkok dilaporkan menghadapi kesulitan ekonomi yang ditandai dengan penurunan ekspor dan tekanan deflasi.
    • Di tengah upaya negosiasi, Presiden Trump menuduh Tiongkok telah melanggar kesepakatan penangguhan tarif selama 90 hari yang telah disetujui sebelumnya.
    • Sementara itu, pendapatan bea masuk AS dilaporkan mencapai rekor US$16,3 miliar pada bulan April, dan Kantor Anggaran Kongres AS memproyeksikan bahwa peningkatan pendapatan dari tarif berpotensi mengurangi defisit anggaran hingga US$3 triliun dalam satu dekade ke depan.
  • Kebangkitan Aktivitas Perdagangan AS-Tiongkok
    • Pelabuhan Yantian di Shenzhen, Tiongkok, kembali bergeliat dengan pengiriman rata-rata enam kapal kargo tujuan AS setiap hari, mencerminkan seperempat total ekspor Tiongkok ke AS.
    • Kebangkitan ini didorong oleh penurunan tarif impor sebagai hasil perbaikan hubungan kedua negara, Pernyataan Bersama tentang Pertemuan Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-AS di Jenewa (12 Mei), dan implementasi pengurangan tarif timbal balik pada 14 Mei.
    • Perusahaan-perusahaan AS mulai menambah stok, sementara perusahaan ekspor Tiongkok melanjutkan produksi barang-barang yang ditujukan untuk pasar AS setelah sempat menunda aktivitas perdagangan.
    • Produsen Tiongkok merasa senang dan pabrik-pabrik kembali beroperasi untuk memenuhi pesanan yang tertunda dan mengantisipasi musim belanja mendatang.
    • Pembeli AS juga meningkatkan pesanan, dan jaringan logistik antara Tiongkok dan AS kembali aktif dengan peningkatan pemesanan kontainer.
    • Eksportir Tiongkok optimis kualitas produk, inovasi, dan fondasi rantai industri yang kuat akan terus menciptakan peluang pasar.
    • Sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan perdagangan, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping telah menyetujui untuk mengizinkan ekspor mineral tanah jarang dari Tiongkok ke AS.
    • Penasihat Ekonomi AS Kevin Hassett menambahkan bahwa AS berupaya memulihkan pasokan mineral tanah jarang dari Tiongkok ke tingkat sebelum perang dagang dimulai, dan menegaskan bahwa tarif impor yang akan diterapkan tidak akan berada di bawah 10%.
    • Persetujuan ini diumumkan oleh Trump setelah percakapan telepon dengan Xi, meskipun pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Washington belum memberikan komentar resmi terkait hal ini.
    • Sebagai salah satu tanda nyata meredanya ketegangan tarif, produsen pesawat AS Boeing kembali mengirimkan pesawat Boeing 737 MAX ke Tiongkok, dengan pesawat pertama yang dicat livery Xiamen Airlines mendarat di Zhoushan pada Senin, 9 Juni 2025, setelah diberangkatkan dari Seattle dan singgah di Hawaii serta Guam.
    • Pengiriman pesawat baru dari Boeing ke Tiongkok sempat dihentikan pada April 2025 akibat eskalasi perang tarif, namun dijadwalkan untuk dilanjutkan pada bulan Juni menyusul kesepakatan jeda tarif sementara selama 90 hari antara kedua negara.
    • Tiongkok merupakan pasar penerbangan yang signifikan bagi Boeing, menyumbang sekitar 10% dari total daftar tunggu (backlog) pesawat komersial perusahaan tersebut.

Diperlukan kewaspadaan serta penguatan respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika ini.

Dampak pada Pasar Keuangan Global

Perubahan kebijakan tarif memicu pergerakan signifikan di pasar keuangan global:

  • Pergeseran Aliran Modal
    • Aliran modal mulai bergeser dari AS ke negara-negara dan aset yang dianggap aman (safe haven).
    • Terjadi peningkatan aliran modal ke pasar negara berkembang (Emerging Markets/EM).
  • Pelemahan Mata Uang
    • Pelemahan indeks mata uang dolar AS (DXY).
    • Pelemahan mata uang negara berkembang di Asia (ADXY).
  • Reaksi Optimis Pasar Keuangan
    • Indeks bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) dibuka menguat pada awal perdagangan Senin, 9 Juni 2025, didorong oleh optimisme investor terhadap dimulainya kembali perundingan dagang antara AS dan Tiongkok di London.
    • Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat naik 0,11 persen, S&P 500 tumbuh 0,16 persen, dan Nasdaq Composite menguat 0,09 persen.
    • Para pejabat tinggi kedua negara telah memulai pembicaraan di Lancaster House, London, dengan tujuan menyelesaikan sejumlah isu yang belum tuntas dalam kesepakatan awal yang dicapai bulan sebelumnya.
    • Sentimen positif pasar juga didukung oleh kontak langsung melalui sambungan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang terjadi empat hari sebelum pertemuan di London.
    • Meskipun dibuka menguat, bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Senin, 9 Juni 2025, menyusul pengumuman kelanjutan negosiasi tarif dagang AS-Tiongkok di London.
    • Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berhasil mencatatkan kenaikan, sementara Dow Jones Industrial Average berakhir datar dipengaruhi oleh penurunan pada saham-saham tertentu.
    • CEO Longbow Asset Management, Jake Dollarhide, mengomentari bahwa pasar secara umum memandang positif setiap dialog yang terjadi dengan Beijing, menganggapnya sebagai sebuah kemajuan.
  • Pemantauan Pasar Keuangan
    • Pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan pasar keuangan AS, karena penggunaan dolar AS yang luas dapat mempengaruhi ekonomi global, termasuk ekonomi dalam negeri.

Implikasi bagi Indonesia

Kebijakan tarif AS berdampak langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian Indonesia:

  • Tantangan Tarif Resiprokal AS
    • Menteri Perdagangan Budi Santoso berharap AS menghapus tarif balasan (resiprokal) terhadap barang Indonesia, termasuk furnitur (nilai ekspor ke AS Rp1,64 miliar, pangsa 5,57%).
    • Tarif resiprokal meningkatkan biaya; tarif furnitur RI saat ini sekitar 3%, sementara tarif dasar baru AS 10% (berlaku 90 hari sejak pengumuman).
    • Importir furnitur AS cenderung meminta diskon dari pengirim Indonesia, menambah beban biaya eksportir.
    • Kebijakan tarif impor resiprokal 32% AS terhadap produk Indonesia (disebutkan oleh Bambang Soesatyo) menciptakan tantangan serius: ancaman ekspor, pasar keuangan, risiko sosial (PHK, kemiskinan).
    • AS masih melanjutkan negosiasi dengan beberapa negara lain, termasuk Indonesia, dan memiliki target industri tertentu.
  • Strategi Mitigasi Indonesia
    • Pentingnya diplomasi ekonomi yang agresif, diversifikasi pasar, dan penguatan kebijakan domestik.
    • Pemerintah Indonesia akan melanjutkan putaran kedua negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS) di Washington, DC, setelah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu USTR dan menyerahkan dokumen lanjutan.
    • Indonesia mengutamakan kepentingan nasional dan berharap hasil negosiasi akan optimal untuk perdagangan ke pasar global, termasuk AS.
    • KADIN merekomendasikan penguatan diplomasi regional (ASEAN), pengawasan impor, investasi SDM, dan kerja sama dengan blok BRICS+.
    • Pemerintah akan terus memantau perkembangan pasar keuangan AS.
  • Klarifikasi Kebijakan Impor Indonesia
    • Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membantah bahwa rencana mempermudah impor barang melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34 Tahun 2025 (berlaku 6 Juni 2025) merupakan hasil kesepakatan negosiasi tarif dengan AS.
    • Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) menyatakan bahwa rencana mempermudah barang impor bawaan penumpang sudah lama dikaji, bahkan sebelum isu tarif resiprokal AS.
    • PMK Nomor 34 Tahun 2025, revisi dari PMK Nomor 203/PMK.04/2017, mencakup kemudahan bagi jemaah haji (pembebasan bea masuk dan pajak untuk barang pribadi jemaah haji reguler, batasan FOB US$2.500 untuk jemaah haji khusus).
    • Aturan baru ini juga membebaskan pungutan atas hadiah lomba atau penghargaan internasional yang diperoleh WNI, kecuali untuk kendaraan bermotor, barang kena cukai, serta hasil undian atau judi.

Dampak pada Negara Lain

Kebijakan tarif AS juga berdampak pada negara-negara lain di luar Tiongkok:

  • Produsen Otomotif Jepang Terkena Dampak
    • Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap produk otomotif mulai berdampak pada produsen otomotif Jepang seperti Toyota, Nissan, dan Subaru.
    • Perdana Menteri Jepang menyebut tarif tersebut sebagai "krisis nasional" bagi ekonomi terbesar keempat di dunia.
    • Produsen otomotif Jepang menghadapi tantangan dengan para pemasok lokal mereka, dan beberapa telah meminta kerja sama dalam menghadapi tarif. Beberapa pemasok khawatir tentang masa depan mereka dan mempertimbangkan untuk mengalihkan fokus penjualan mereka ke Asia atau memindahkan produksi ke AS.

Dinamika Kekayaan di Tengah Kebijakan Tarif

Meskipun terdapat kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif, beberapa tren ekonomi menarik perhatian:

  • Peningkatan Kekayaan Orang Terkaya AS
    • Kekayaan 10 orang terkaya di AS meningkat USD365 miliar (sekitar Rp5,9 kuadriliun) dalam setahun terakhir, meskipun ada kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif impor.
    • Peningkatan ini setara dengan sekitar USD1 miliar (Rp16,3 triliun) per hari.
    • Hal ini menyoroti isu ketimpangan kekayaan, di mana pekerja AS rata-rata memperoleh lebih dari USD50.000 pada tahun 2023.

Temuan ini menunjukkan kompleksitas dampak ekonomi yang tidak selalu merata di semua lapisan masyarakat.

play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

article

Sumber

we are hiring

We are hiring 🎉

Siap Berkarir dan Berkembang Bersama?

Lamar sekarang

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.