Dinamika harga minyak global terus menunjukkan volatilitas, dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental dan sentimen pasar. Berita terbaru menyoroti bagaimana perkembangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, data ekonomi, serta kebijakan produksi dari negara-negara OPEC+ menjadi pendorong utama fluktuasi harga.
Optimisme Pasar Mendorong Kenaikan Harga Minyak di Awal Juni
Perkembangan positif dalam pembicaraan dagang AS-Tiongkok dan data ekonomi AS memberikan sentimen positif ke pasar minyak:
-
Harga Minyak Menguat Signifikan Akibat Data Positif AS dan Harapan Dagang (6 Juni 2025)
- Harga minyak mentah naik lebih dari USD 1 per barel pada Jumat pagi, menuju kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu.
- Pemicu: Laporan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang positif dan dimulainya kembali pembicaraan dagang antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping.
- Pada pukul 16.49 GMT, harga minyak mentah Brent naik USD 1,28 atau 1,96% menjadi USD 66,62 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,34 atau 2,115% menjadi USD 64,71 per barel.
- Kedua harga acuan minyak ini diperkirakan akan berakhir lebih tinggi dalam seminggu, dengan minyak Brent naik 2,75% dan WTI naik 4,9%.
-
Kenaikan Tipis Harga Minyak Berlanjut Didorong Optimisme Pembicaraan Dagang (9 Juni 2025)
- Pada penutupan perdagangan Senin (9/6/2025), minyak Brent naik tipis 0,03% menjadi US$66,49 per barel, dan minyak WTI juga naik 0,03% menjadi US$64,6 per barel.
- Penyebab utama: Optimisme pasar terhadap pembicaraan dagang AS-Tiongkok yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi global.
Koreksi Harga di Tengah Penantian Hasil Negosiasi Dagang (Pertengahan Juni)
Pasar mengambil sikap hati-hati menjelang kepastian hasil negosiasi dagang lebih lanjut:
-
Harga Minyak Melemah Menanti Kepastian Negosiasi AS-Tiongkok (11 Juni 2025)
- Pada perdagangan Rabu (11/6), harga minyak mengalami pelemahan. Harga minyak Brent turun 0,36 persen menjadi US$66,63 per barel, sementara WTI AS melemah 0,32 persen ke US$64,77 per barel.
- Penyebab: Pasar menanti kepastian hasil perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, meskipun ada kabar bahwa pejabat AS dan Tiongkok telah menyepakati kerangka kerja untuk menyelesaikan perang tarif.
Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Dinamika Harga Minyak
Selain isu dagang, beberapa faktor lain turut memengaruhi pergerakan harga minyak global:
-
Potensi Kenaikan Harga dari Faktor Geopolitik dan Sanksi
- Pasar mencermati potensi sanksi AS terhadap Venezuela yang dapat mengganggu pasokan.
- Kemungkinan serangan Israel terhadap infrastruktur Iran juga menjadi faktor risiko yang dapat mendorong kenaikan harga.
-
Tekanan Turun dari Sisi Permintaan dan Produksi
- Kelemahan permintaan energi global dapat memberikan tekanan penurunan pada harga.
- Peningkatan produksi dari negara OPEC+ dan non-OPEC juga berpotensi menekan harga.
- Data impor minyak mentah Tiongkok yang turun 3 persen turut memberi tekanan pada harga dari sisi permintaan.
- OPEC+ berencana menambah produksi sebanyak 411 ribu barel per hari untuk Juli, yang dapat meningkatkan pasokan global.
-
Antisipasi Laporan Stok Minyak AS
- Pasar menantikan rilis laporan mingguan stok minyak AS dari Energy Information Administration (EIA), yang secara tradisional mempengaruhi sentimen pasar dan pergerakan harga.