Pilihan Jokowi Terhadap PSI Dibandingkan PPP

Jelajahi pilihan Jokowi terhadap PSI dibandingkan PPP. Temukan analisis mendalam, video terbaru, sumber terpercaya, dan ringkasan penting untuk wawasan politik.

article

Metrics

{"image":"https://i.ytimg.com/vi/MIzcM7jO27g/sddefault.jpg","trendingStart":"2025-06-07T08:02:38.395Z","trendingEnd":"2025-06-07T08:02:38.391Z","updatedAt":"2025-06-11T05:03:02.557Z","articleCount":29}
summarize

Berita

Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), telah menyatakan preferensinya terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dibandingkan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keputusan ini didasari oleh beberapa pertimbangan, terutama terkait dinamika internal PPP dan keterlibatannya saat ini dengan PSI.

Sikap PPP terhadap Keputusan Jokowi

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah memberikan respons terkait preferensi politik Presiden Joko Widodo.

  • Respons PPP
    • Menghormati keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai wadah politiknya.
    • Ketua DPP PPP, Syaifullah Tamliha, menegaskan bahwa partainya tidak pernah secara formal melamar Jokowi untuk menjadi calon ketua umum (caketum).
    • Juru Bicara PPP, Usman Tokan, menyatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan jika Presiden Jokowi memilih PSI dan tidak mencalonkan diri sebagai ketua umum PPP.
    • Usman Tokan menilai keputusan Jokowi yang tidak bergabung dengan PPP sesuai dengan etika dan moral politik, mengingat anak Jokowi, Kaesang Pangarep, sudah menjadi Ketua Umum PSI.
    • Usman Tokan juga berpendapat bahwa Jokowi sebaiknya menjadi negarawan setelah tidak lagi menjabat presiden.
    • Ketua DPP PPP, Thobahul Aftoni, juga menyatakan bahwa pilihan Jokowi adalah hak politiknya dan menyoroti potensi situasi unik jika Jokowi dan Kaesang memimpin partai berbeda, sebuah hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah politik Indonesia.
  • Persiapan Internal PPP untuk Muktamar
    • PPP menyatakan memiliki stok calon dan waktu yang cukup untuk mempersiapkan pemilihan caketum yang akan digelar pada September mendatang.
    • Tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) sedang bekerja untuk menjaring caketum yang memiliki kapasitas dan integritas, serta bertujuan meminimalkan potensi konflik pasca Muktamar.
    • PPP menekankan pentingnya sosok kuat sebagai ketua umum yang memiliki kedekatan dengan ulama dan umaroh, seiring partai tersebut berbenah diri.
    • Jokowi sendiri mengakui sudah banyak nama besar sebagai kandidat ketum PPP.
    • Ketua DPP PPP, Thobahul Aftoni, menyebutkan beberapa tokoh potensial yang dipertimbangkan untuk menjadi ketua umum, termasuk Amran Sulaiman dari eksternal dan Sandiaga Uno dari internal.
    • Munculnya nama Jokowi dalam bursa calon Ketum PPP awalnya dilontarkan oleh Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan, dengan harapan Jokowi dapat membantu PPP kembali ke parlemen pada Pemilu 2029.

Alasan Jokowi dan Analisis Pilihan ke PSI

Presiden Jokowi telah menyatakan preferensinya untuk PSI. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut, respons dari PSI, serta analisis dari berbagai pengamat politik terkait keputusan ini.

  • Penjelasan Jokowi
    • Menolak dikaitkan dengan bursa calon ketua umum PPP pada Muktamar mendatang, dengan alasan PPP memiliki banyak tokoh yang lebih baik dan kompeten.
    • Menyatakan keinginan untuk bergabung dengan PSI daripada menjadi ketua umum PPP.
    • Hingga saat ini, Jokowi belum mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI.
    • Ia bahkan berseloroh lebih mempertimbangkan untuk mendaftar sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang saat ini dipimpin oleh putranya, Kaesang Pangarep.
  • Respons dan Kesiapan PSI
    • Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menyatakan bahwa seluruh kader dan pengurus PSI siap menyambut Joko Widodo jika ia memutuskan bergabung dengan partai tersebut, bahkan menjadi Ketua Umum.
    • Andy Budiman menegaskan bahwa PSI sejak awal didirikan untuk mendukung Jokowi dan akan terus memperjuangkan visi-visi Jokowi untuk kemajuan Indonesia.
    • PSI menyebutkan bahwa PSI adalah rumah bagi Jokowi dan akan menyambutnya dengan tangan terbuka.
    • PSI dijadwalkan akan kembali memilih calon ketua umumnya dalam Kongres yang akan diadakan tahun ini.
  • Analisis Pengamat Politik
    • Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, Jokowi memilih PSI karena pertimbangan ideologis dan tidak memiliki irisan sejarah dengan PPP. Pernyataan ini juga dinilai sebagai sinyal keseriusan Jokowi untuk aktif berpolitik dengan PSI pasca masa jabatannya.
    • Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai pilihan Jokowi ke PSI didasari kesamaan ideologi nasionalis dan loyalitas kader PSI. Hal ini dinilai akan mempermudah Jokowi menjadi Ketua Umum PSI dan meningkatkan peluang partai tersebut lolos ke parlemen pada Pileg 2029.
    • Jamiluddin juga menyebutkan perbedaan ideologi antara Jokowi dan PPP, serta menganggap PSI lebih cocok dipimpin oleh figur muda atau untuk meneruskan agenda politik Kaesang.
    • Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, berpendapat bahwa Jokowi dan PSI memiliki hubungan yang erat (DNA politik identik), di mana PSI menjadikan Jokowi sebagai kiblat politiknya, dan Jokowi menunjukkan kecenderungan serupa.
    • Adi Prayitno juga menilai bahwa Jokowi lebih cenderung terkait dengan PSI dan tidak relevan jika dikaitkan dengan Partai Golkar atau PPP.
    • Menurut Adi Prayitno, tidak adanya kedekatan antara akar rumput PPP dengan Jokowi dan sikap kritis PPP terhadap Jokowi menjadi alasan lain Jokowi memilih PSI.
    • Lebih lanjut, Adi Prayitno berpendapat bahwa jika Jokowi bergabung dengan partai politik (seperti Golkar, PSI, atau PPP), diharapkan para pendukungnya akan ikut serta mendukung partai pilihan tersebut.
    • Langkah Jokowi ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa ia akan menjadikan PSI sebagai kendaraan politiknya setelah tidak lagi menjabat, memanfaatkan kedekatan ideologis dan basis pendukung yang loyal.
    • Bergabungnya Jokowi ke PSI diprediksi berpotensi besar meningkatkan elektabilitas partai dan peluangnya untuk lolos ke parlemen, seiring dengan potensi perubahan ambang batas parlemen.
    • Gagasan Jokowi mengenai "Partai Super Terbuka (Tbk)" dinilai oleh sebagian pengamat sudah tercermin dalam sistem pemilihan ketua umum PSI yang terbuka.
    • Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengkritik preferensi Jokowi terhadap PSI sebagai bentuk inkonsistensi, mengingat pernyataan sebelumnya yang ingin kembali menjadi rakyat biasa dan aktif di bidang lingkungan hidup pasca-jabatan.
    • Jamiluddin Ritonga juga menyoroti dugaan inkonsistensi Jokowi di masa lalu, seperti terkait keterlibatan anak-anaknya dalam politik dan penggunaan APBN untuk IKN, yang menurutnya dapat mempengaruhi kepercayaan publik.

Pilihan politik Presiden Jokowi ini menandakan dinamika baru dalam peta politik nasional pasca kepemimpinannya.

Tanggapan dari Tokoh/Partai Lain

Selain analisis dan respons langsung, beberapa tokoh dari partai politik lain juga memberikan pandangan mereka terkait pilihan politik Presiden Jokowi.

  • Pandangan dari Partai NasDem
    • Bendum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, menyarankan Presiden Jokowi untuk mencontoh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah tidak lagi menjabat.
    • Sahroni menyarankan Jokowi untuk menikmati hidup tenang pasca-kepresidenan.
    • Ia juga menyarankan agar urusan politik diserahkan kepada anak dan menantunya.
    • Politisi senior Partai NasDem, Bestari Barus, menyatakan bahwa keputusan untuk bergabung dengan partai politik adalah hak pribadi dan wajar bagi partai politik untuk mengajak tokoh tertentu bergabung.
    • Bestari Barus juga mengingatkan agar rencana Jokowi bergabung dengan PSI tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.
  • Pandangan dari Partai Amanat Nasional (PAN)
    • Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, berpendapat bahwa kedekatan Jokowi dengan PSI disebabkan oleh kehadiran putra bungsunya, Kaesang Pangarep, di partai tersebut.
    • Viva Yoga berharap jika Jokowi bergabung dengan PSI, hal itu akan meningkatkan elektabilitas partai pada Pemilu 2029.
  • Pandangan dari PDIP
    • Politisi PDIP, Guntur Romli, menanggapi pilihan Jokowi untuk bergabung dengan PSI dengan menyinggung pernyataan Jokowi sebelumnya yang ingin menjadi rakyat biasa setelah tidak lagi menjabat presiden.
    • Guntur Romli menilai sikap Jokowi saat ini menunjukkan bahwa Jokowi masih ingin terlibat dalam politik, yang dianggapnya bertentangan dengan pernyataannya sendiri.
    • Romli juga menyoroti "trust issue" yang dibangun Jokowi terkait beberapa isu sebelumnya seperti isu tiga periode, mobil Esemka, intervensi di pilpres, dan ijazah palsu.
  • Pandangan dari PKB
    • PKB menilai wajar pilihan Jokowi ke PSI karena ada putranya di sana.
  • Dukungan dari Bara JP
    • Ketua Umum Bara JP, Utje Gustaaf Patty, mendukung jika Presiden Joko Widodo bergabung dengan partai politik, termasuk PSI, karena menilai Jokowi masih memiliki energi untuk membangun negeri.
    • Bara JP akan mengkaji ulang posisinya jika Jokowi menjadi ketua umum salah satu partai politik, karena memiliki anggota multiparpol.
article

Sumber

play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

we are hiring

We are hiring 🎉

Siap Berkarir dan Berkembang Bersama?

Lamar sekarang

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.